Selasa 23 Apr 2024 08:26 WIB

Pascaputusan MK, Indonesia Menuju Ekuilibrium Politik Baru

Menurut Dimas Oky, RI memulai era politik baru di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.

Red: Erik Purnama Putra
Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho.
Foto: Dok pribadi
Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho menilai, pertarungan sejati dalam konteks perpolitikan nasional dan berbagai kekuatan politik justru terjadi pasca-pilpres 224, bukan saat pilpres berlangsung. Menurut dia, kalau dalam pilpres, murni pertarungan antarpaslon, partai pengusung, dan para pendukung.

"Tapi pascapilpres berbagai kekuatan baik kekuatan politik dan kekuatan ekonomi memberikan atensi yang luar biasa untuk bisa memastikan siapa dan bagaimana keputusan MK. Karena itu nantinya menentukan bagaimana nasib perpolitikan Indonesia, kepemimpinan nasional, dan kebijakan strategisnya ke depan," kata Dimas dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (23/4/2024). 

Baca: Prabowo Terhormat Diberi Ucapan Selamat oleh Presiden Erdogan

Untuk itu, menurut Dimas, hasil putusan yang diambil oleh MK terhadap sengketa pilpres akan memunculkan peluang, harapan, maupun kesempatan baru. Dia menilai, negara secara politik butuh yang namanya ekuilibrium baru di tengah berbagai tekanan atau kesempatan baik tingkatan lokal, regional, maupun global.

Ekuilibrium atau keseimbangan itu biasanya dilalui setelah melalui proses dan dinamika yang tajam bahkan konfliktual. "Secara sosiologis maka negara dan politik selalunya akan menuju ke sebuah keseimbangan baru, end game-nya selalunya adalah ekuilibrium baru yang sifatnya konsensual, semua pihak akan bertemu dalam satu kesadaran dan kepentingan bersama, yakni kepentingan nasional," kata Dimas.

Meskipun jalan menuju keseimbangan baru tersebut kerap harus berliku dan berlatarkan dinamika yang keras, Dimas menganggap, Indonesia sebagai negara majemuk tak mungkin dilepaskan dari bingkai dan kelembagaan politik yang demokratis. Hal itu sebagai sebuah mekanisme otentik dalam mengelola hidup bersama secara produktif. 

Baca: MK Tolak Dalil Anies-Muhaimin Soal Akun X Kemenhan

"Negara dan pemerintah yang sehat membutuhkan suara-suara alternatif dan kritis untuk muncul. Itu semua justru dibutuhkan untuk check and balance demi jalannya sebuah negara dan pemerintahan yang baik dan benar, yang sungguh-sungguh berpihak pada kesejahteraan dan kemuliaan negara-bangsa serta seluruh rakyat tanpa terkecuali," ucap Dimas.

Ke depan, Dimas menginginkan agar seluruh rakyat ikut secara aktif mengawal Indonesia yang lebih baik dan inklusif, menuju sebuah formasi, keseimbangan dan ekuilibrium politik baru di era politik baru, era pasca-Jokowi, di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Di era politik baru ini, tambah Dimas, Indonesia akan mengalami tantangan tersendiri, apalagi di tengah situasi geopolitik yang tak pasti. "Indonesia butuh semangat dan kesegaran baru yang positif dan rekonsilitatif untuk menyambut dan memulai era politik baru di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran," ucap Dimas.

Baca: Hadiri Ulang Tahun ke-65 Titiek Soeharto, Prabowo Dapat Cipika-Cipiki

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement