Selasa 23 Apr 2024 08:42 WIB

95 Persen Paspor Calhaj Sumut Telah Berada di Kedubes Arab Saudi

Paspor calhaj Sumut sedang proses penerbitan visa haji.

Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menata dokumen paspor dan visa calon jamaah haji.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menata dokumen paspor dan visa calon jamaah haji.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Utara (Sumut) menyebut sekitar 95 persen paspor calon jamaah haji (Calhaj) Sumut telah berada di Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.

 

Baca Juga

"Yang sudah masuk ke kita paspor dari kabupaten/kota itu hampir 95 persen dari total 8.624 calhaj Sumut," ucap Ketua Tim Pendaftaran dan Dokumen Haji Kanwil Kemenag Provinsi Sumut Subagyo di Medan, Senin (22/4/2024).

 

Paspor calhaj Sumut sedang proses penerbitan visa haji di Kedutaan Besar Arab Saudi. Visa haji diatur dalam Undang-undang No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PIHU).

Pasal 18 mengatur bahwa visa haji Indonesia terdiri atas visa haji kuota Indonesia dan visa haji mujamalah undangan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Visa haji Indonesia terbagi dua, yakni haji reguler yang diselenggarakan pemerintah dan haji khusus yang diselenggarakan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

 

"Jadi (Kedutaan Besar Arab Saudi) di Jakarta itu yang sudah tahap request (permohonan) penerbitan visa haji itu sudah lima kloter (kelompok terbang)," kata Subagyo.

 

Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Sumut Zulfan Efendi menyebutkan visa haji harus mengikuti kriteria Pemerintah Arab Saudi.

 

"Sekarang ini untuk membuat visa haji, harus mengikuti kriteria biometrik fingerprint (sidik jari) melalui aplikasi Saudi. Itu salah satu syarat visa," kata Zulfan di Medan, Kamis (18/4/2024).

 

Tahun ini mulai diberlakukan syarat-syarat usulan pembuatan visa haji bagi jamaah calon haji Indonesia yang diterbitkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Misalnya, calon jamaah haji wajib melakukan perekaman biometrik via aplikasi Saudi Visa Bio sebagai syarat penerbitan visa ibadah dari Arab Saudi.

 

Data-data biometrik meliputi sidik jari, bentuk tangan, bentuk jari, mata (iris dan retina) dan bentuk bentuk wajah ini nantinya untuk pengusulan pembuatan visa haji 2024

 

"Tentang persiapan haji saat ini, kita sudah memasuki pembuatan proses visa usulan ke pusat. Visa haji ya," ujar Zulfan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement