REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sebuah penelitian dari Institut Penelitian Kriminolog di Lower Saxon (KFN) menemukan hampir separuh generasi muda Muslim di Jerman mendukung pembentukan kekhalifahan Islam. Dan lebih dari sepertiganya meyakini ada tindakan keras terhadap orang-orang yang menghina Allah atau Nabi Muhammad.
Dilansir dari The National Pulse, Selasa (23/4/2024), disebutkan penelitian terhadap siswa kelas sembilan tersebut menemukan sebanyak 45,8 persen menyatakan lebih memilih teokrasi Islam dalam sistem pemerintahan, menurut laporan surat kabar Bild. Selain itu, 67,8 persen menyatakan keyakinannya bahwa prinsip-prinsip Alquran lebih baik diutamakan daripada hukum Jerman.
Sementara lebih dari sepertiganya, yakni 35,3 persen menyatakan paham kekerasan terhadap mereka yang menghina Allah atau Muhammad. Selain itu, 21,2 persen generasi muda Muslim yang disurvei menyatakan pembenaran atas kekerasan sebagai upaya membela diri terhadap ancaman yang dirasakan dari dunia Barat terhadap Islam.
Temuan ini muncul di tengah meningkatnya serangan anti-Semit dan meningkatnya ancaman teror di Eropa setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel. Sehingga pemerintahan koalisi liberal pimpinan Kanselir Olaf Scholz mengakui perlunya reformasi imigrasi.