REPUBLIKA.CO.ID, KHAN YOUNIS -- Warga setempat mengatakan pasukan Israel kembali di daerah timur Khan Younis dalam serangan kejut. Serangan ini memaksa pengungsi yang sempat pulang ke rumah mereka di reruntuhan selatan Jalur Gaza kembali mengungsi.
Pihak berwenang Palestina mengatakan mereka menemukan ratusan jenazah di kuburan massal di halaman Rumah Sakit Nasser beberapa pekan setelah pasukan Israel menyerbu rumah sakit tersebut. Israel juga menggelar serangan udara ke Rafah yang menampung lebih dari setengah 2,3 juta populasi Gaza.
Israel sempat menarik banyak pasukannya dari selatan Jalur Gaza bulan ini setelah pertempuran paling intens sepanjang perang yang berlangsung selama tujuh bulan. Usai pasukan Israel mulai mundur banyak warga yang pulang ke rumah mereka di lingkungan yang selama pertempuran tidak bisa dimasuki.
Tidak hanya menemukan rumah mereka sudah menjadi puing-puing para pengungsi juga menemukan banyak jenazah di jalan-jalan. "Pagi ini banyak keluarga yang pergi dari sini dua pekan lalu untuk pulang ke rumah mereka di Abassan kembali, mereka terlalu ketakutan," kata Ahmed Rezik yang mengungsi di barat Khan Younis, Senin (22/4/2024).
"Mereka mengatakan tank-tank bergerak ke area utara kota yang dihujani tembakan, dan mereka harus berlari menyelamatkan nyawa," katanya melalui aplikasi kirim-pesan. Kementerian kesehatan Gaza mengatakan Israel yang digelar usai serangan mendadak 7 Oktober 2023 lalu sudah menewaskan lebih dari 34 ribu orang Palestina.
Ribuan orang diperkirakan masih terjebak di bawah puing-puing bangunan. Tim penyelamat mengenakan helm putih menggali kuburan massal di halaman Rumah Sakit Nasser dengan cangkul atau truk penggali.
Tim penyelamat mengatakan, satu hari terakhir mereka menemukan 73 jenazah sehingga sudah 283 jenazah yang ditemukan di kuburan massal itu. Israel mengatakan mereka menggelar serangan ke dalam rumah sakit karena pejuang Hamas beroperasi di sana. Staf rumah sakit dan Hamas membantah tuduhan tersebut.
"Kami memperkirakan akan menemukan 200 jenazah lain di kuburan massal yang sama dalam dua hari ke depan sebelum kami mulai mengerjakan dua kuburan lain," kata direktur media Gaza Ismail Al-Thawabta. Ia mengatakan Israel melakukan eksekusi di dalam rumah sakit dan menutupi kejahatan itu dengan mengubur jenazah-jenazah korban pembunuhan tanpa peradilan itu dengan bulldozer. Namun, Israel membantah melakukan eksekusi.
Banyak warga yang datang ke halaman rumah sakit untuk mencari anggota keluarga mereka yang hilang. Anggota keluarga Osama al-Shoubagy membawa jenazahnya yang ditemukan di halaman rumah sakit Nasser untuk dimakamkan dengan layak di samping saudara perempuannya.
Al-Shoubagy pernah mendonorkan ginjalnya untuk saudaranya itu. "Anak perempuan saya yang masih kecil meminta saya untuk mengunjungi makam ayahnya. Saya mengatakan kepadanya segera setelah kami menguburkannya, kami akan mengunjunginya. Terima kasih Tuhan. Adegan itu sulit, tetapi kami mungkin akan merasa lega setelah menguburkannya," kata istri al-Shoubagy, Soumaya.
Soumaya memegang beberapa bunga kuning di tangannya dan tangan lainnya ia memegang tangan putri kecil mereka, Hind yang mengenakan baju olahraga Disney "Frozen" berwarna kuning pucat untuk mengucapkan selamat tinggal kepada ayahnya. "Ia mencintai saya, dan biasa membelikan barang-barang untuk saya, dan dia biasa mengajak saya keluar," kata gadis kecil itu di sisi makam al-Shoubagy yang baru.
Warga Gaza melaporkan Israel juga menggelar serangan udara di beberapa daerah lain, termasuk Rafah. Para dokter di kota itu melakukan operasi caesar untuk menyelamatkan seorang bayi dari rahim ibunya yang tewas dalam serangan udara Israel sebelumnya.
Di Nusseirat, Gaza tengah, para pejabat mengatakan serangan udara merusak panel surya yang menjadi sumber tenaga listrik di rumah sakit.