REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengungkapkan penyebab harga bawang merah di pasar tradisional masih mahal di angka Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu per kilogram. Mereka menyebut penyebabnya karena faktor cuaca, belum masa tanam hingga panen gagal.
"Yang pasti cuaca, belum masa tanam. Sementara kemarin bulan Februari Maret pas panen banyak yang gagal juga," ujar Kabid Distribusi dan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung Meiwan Kartiwa saat dikonfirmasi, Selasa (23/4/2024).
Selain itu, kata dia, momen libur panjang Lebaran turut membuat pasokan bawang merah terkendala. Ia memperkirakan kenaikan harga bawang merah tidak akan terus berlanjut. Sebab saat ini sudah mulai memasuki panen. "Mudah-mudahan turun dan gak naik lagi," katanya.
Ia melanjutkan para pedagang bawang merah bervariasi menjual bawang merah mulai dari Rp 60 ribu per kilogram dan Rp 70 ribu per kilogram. Terkait kemungkinan digelar operasi pasar, Meiwan mengaku belum dapat memastikan hal itu. "Lihat saja dulu (operasi pasar)," kata Meiwan.
Sebelumnya, harga komoditas bawang merah di pasar tradisional Kosambi, Kota Bandung masih mahal pascalebaran 1445 Hijriah. Harga bawang merah terus merangkak naik hingga saat ini mencapai Rp 70 ribu per kilogram.
"Bawang merah sekarang Rp 70 ribu per kilogram kenaikan tinggi maunya murah turun," ujar salah seorang pedagang Imas Neni saat ditemui di Pasar Kosambi Bandung, Selasa (23/4/2024).
Sebelum bulan puasa hingga memasuki bulan puasa, ia mengatakan harga bawang merah di angka Rp 40 ribu per kilogram hingga Rp 50 ribu per kilogram. Memasuki Lebaran, harga bawang di angka Rp 65 ribu per kilogram. "Naik terus kalau bawang merah, bawang merah dari Brebes," kata dia.