Selasa 23 Apr 2024 14:02 WIB

OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi-Inklusi Keuangan pada Perempuan

Indeks inklusi keuangan perempuan di angka 83,88 persen.

Red: Lida Puspaningtyas
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi (kiri) dan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin (kanan) menjelaskan mengenai kerja sama OJK dan Kemenko Ekonomi dalam transformasi digital untuk mendorong inklusi keuangan di Gedung Kemenko Ekonomi, Jumat (2/2/2024).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi (kiri) dan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin (kanan) menjelaskan mengenai kerja sama OJK dan Kemenko Ekonomi dalam transformasi digital untuk mendorong inklusi keuangan di Gedung Kemenko Ekonomi, Jumat (2/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengatakan pihaknya memprioritaskan peningkatan literasi dan inklusi keuangan pada perempuan Indonesia.

Menurut dia, saat ini, tingkat literasi dan inklusi keuangan pada kelompok perempuan masih rendah, sehingga program edukasi keuangan tersebut terus gencar dilakukan OJK.

Baca Juga

"Kenapa perempuan kita masukkan segmen perempuan di prioritas? Pertama, perempuan ini merupakan salah satu aktor ekonomi yang utama untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan berbisnis," kata Friderica kepada awak media di Jakarta, Selasa (23/4/2024).

Selain itu, imbuh dia, perempuan juga memiliki peran penting di dalam pemberdayaan keluarga serta menjadi sumber informasi literasi keuangan pertama bagi anak-anaknya di rumah.