REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memaksimalkan guru sukarela merangkap mengajar agama untuk menutupi kekurangan guru agama sekitar 1.645 orang untuk sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Kepala Disdikpora Cianjur, Ruhli Solehudin di Cianjur Minggu, mengatakan idealnya setiap SD memiliki satu orang guru agama dan SMP memiliki tiga orang guru agama, meski Cianjur memiliki 3.108 guru agama namun masih kekurangan ribuan guru agama.
"Kabupaten Cianjur masih kekurangan guru agama untuk sekolah SD sekitar 1.188 dan SMP sekitar 465 agar jumlahnya ideal satu sekolah SD memiliki satu guru agama dan tiga guru agama untuk satu SMP," katanya.
Selama ini, ungkap dia, untuk menutupi kekurangan guru agama tersebut, pihaknya memaksimalkan keberadaan guru sukarela merangkap mengajar agama, meski sudah ditunjang guru sukarela jumlahnya belum ideal.
Bahkan pihaknya berkoordinasi dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan pengawas PAI untuk mencari guru agama dengan kompetensi dan latar belakang kelayakannya untuk memenuhi kebutuhan guru agama di Cianjur.
"Kekurangan guru agama Islam di Cianjur sudah terjadi sejak beberapa tahun ke belakang, kami berharap tahun depan pemerintah pusat dapat menambah kuota untuk Cianjur agar tidak ada lagi kekurangan guru," katanya.
Pemerintah pusat tambah dia, memberikan kuota setiap tahun namun jumlahnya masih sangat kurang dari kebutuhan, sehingga pihaknya berupaya secara legislatif maupun yudikatif dengan Menpan-RB untuk memaksimalkan kuota untuk Cianjur.
"Sampai saat ini jumlah guru honorer yang mengajar agama Islam di Cianjur baru sekitar 1.081 sedangkan yang berstatus ASN belum maksimal dari kuota 251 termasuk guru P3K dari kuota 123 juga belum terpenuhi," katanya.
Pihaknya berharap pada pengangkatan tahun ini, dapat menambah jumlah guru agama di Cianjur, sehingga kekurangan guru dapat terpenuhi, bahkan pihaknya akan terus berkomunikasi dengan Menpan-RB agar dapat menambah kuota untuk Cianjur.
"Kalau ditotal dari kebutuhan masih kurang ribuan orang guru agama, harapan kami tahun ini dapat terpenuhi setengahnya dengan ditambahnya kuota dari Menpan-RB," kata Ruhli.