Selasa 23 Apr 2024 19:33 WIB

Isu Gaza Panaskan Situasi di Universitas Ivy League

Kebebasan berbicara dan Israel-Gaza di kampus-kampus di AS kini makin jadi sorotan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
 Foto tahun 2019 memperlihatkan mahasiswa berjalan di Kampus Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS. Kebijakan Imigrasi AS yang melarang mahasiswa asing bertahan di negaranya bila hanya mengambil kelas daring dikecam banyak pihak.
Foto: AP
Foto tahun 2019 memperlihatkan mahasiswa berjalan di Kampus Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS. Kebijakan Imigrasi AS yang melarang mahasiswa asing bertahan di negaranya bila hanya mengambil kelas daring dikecam banyak pihak.

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Ketegangan di University of Southern California (USC) semakin memanas. Hal ini, terjadi setelah kampus membatalkan pidato kelulusan mahasiswa berprestasi. USC mengatakan, Asna Tabassum yang beragama Islam tidak lagi diizinkan menyampaikan pidato kelulusan sebagai mahasiswa berprestasi.

Tanpa mengungkapkan detailnya, USC mengatakan keputusan itu diambil berdasarkan alasan keamanan. Langkah ini dilakukan muncul keluhan unggahan anti-Semit di media sosialnya. Hal ini memicu ketegangan yang menolak pidato Tabassum dan mereka yang ingin pidato kelulusan mahasiswa berprestasi tetap digelar sesuai tradisi kampus-kampus di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

"Universitas mengkhianati saya dan menyerah pada kampanye kebencian," kata Tabassum pada surat kabar LA Times seperti dikutip dari BBC, Selasa (23/4/2024). LA Times melaporkan kini mahasiswa yang mendukungnya akan menggelar "aksi hening" di mana mereka mengenakan masker dan hoodie sebagai simbol pembungkaman Tabassum.

Sebagai mahasiswa berprestasi tahun 2024 yang diberikan berdasarkan pencapaian akademik dan keaktifan di lingkungan kampus, Tabassum seharusnya memberikan pidato di hadapan 65 ribu orang yang hadir di acara wisuda pada 10 Mei mendatang. Kelompok pro-Israel dan Yahudi menolak penunjukkan Tabassum dengan merujuk ia pernah mengunggah tautan dari situs yang menyerukan "pemusnahan total" Israel.