Selasa 23 Apr 2024 20:50 WIB

Harvard Bubarkan Satu-satunya Organisasi Mahasiswa Pro-Palestina

Harvard University memperlihatkan tak ada kebebasan bicara dalam isu Palestina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Universitas Harvard Amerika.
Foto: Google.com
Universitas Harvard Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE -- Komite Solidaritas untuk Palestina (PSC) Harvard University mengatakan universitas membekukan kelompok mereka. PSC tingkat sarjana itu mengatakan selama berbulan-bulan mereka mengalami tekanan dari kampus serta pelecehan dan intimidasi dari politisi dan pendonor sayap kanan.

"Selama berbulan-bulan secara tidak proporsional kami menjadi sasaran administrasi dengan alasan teknis yang kami coba amati dengan waspada demi melindungi keselamatan mahasiswa," kata komite dalam pernyataannya seperti dikutip Middle East Eye, Selasa (23/4/2024).

Baca Juga

Pada 6 Maret 2024, PSC Harvard mengatakan mereka ditempatkan ke masa percobaan sejak 1 Maret lalu karena kegiatan bulan Februari yang tidak disponsori secara resmi. Pada pekan ini banyak mahasiswa yang diskors karena menggelar aksi solidaritas pada Palestina bersama mahasiswa Columbia University dan memprotes tekanan pada PSC.

PSC mengatakan, Harvard University kembali memperlihatkan isu Palestina tetap menjadi pengecualian dalam kebebasan berbicara. "Setelah berpangku tangan ketika para mahasiswa pro-Palestina menghadapi pelecehan fisik dan dunia maya, ancaman pembunuhan dan ancaman pemerkosaan, serta doxxing rasis, Harvard kini memutuskan untuk membubarkan satu-satunya kelompok mahasiswa resmi yang didedikasikan untuk mewakili perjuangan Palestina," kata kelompok tersebut.

"Seiring terus bertambahnya korban jiwa dalam genosida yang sedang berlangsung setiap harinya, hak kami untuk memprotes kekerasan ini semakin penting. Sungguh memalukan tetapi tidak mengejutkan lembaga yang aktif terlibat dalam kekerasan terang-terangan Israel terhadap warga Palestina, lembaga yang ragu-ragu untuk mengakui keberadaan warga Palestina dalam komunikasi resminya, mengambil langkah ekstra untuk menghapus satu-satunya kelompok mahasiswa resmi yang didedikasikan untuk solidaritas terhadap rakyat Palestina," tambah PSC.

Serangan Israel ke Gaza sudah menewaskan 34 ribu orang Palestina dan mengubah kantong pemukiman itu menjadi reruntuhan. Seperti beberapa institusi pendidikan lainnya di AS Harvard University menjadi tempat perjuangan utama bagi para pengunjuk rasa pro-Palestina sejak perang Israel di Gaza dimulai.

Kelompok-kelompok pro-Israel dan para donatur universitas berulang kali menyamakan kritik terhadap Israel dengan antisemitisme. Pada bulan Desember, rektor universitas Claudine Gay, memberikan kesaksian pada sidang dengar pendapat di Kongres tentang antisemitisme di kampus.

Kesaksiannya menuai kecaman luas dan berujung pada pengunduran dirinya pada bulan Januari 2024. Harvard University tidak menanggapi permintaan komentar. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement