REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN Nusantara Power (PLN NP) selaku subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara mencatat sukses mengurangi emisi karbon setara 17 juta ton CO2 melalui berbagai inovasi. Hal itu antara lain menjadi penyedia bursa karbon, program co-firing, dan proyek energi baru dan terbarukan bertema Green Energi Movement (GEM).
Direktur Human Capital Management dan Administrasi PLN NP Karyawan Aji di Jakarta, Selasa (23/4/2024) menyampaikan hampir 1 juta karbon telah diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) oleh PLN Nusantara Power melalui PLTGU Muara Karang Blok 3.
Menurutnya, PLN NP mengusahakan dari berbagai sisi untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat termasuk dengan melantai di bursa karbon ini.
"Selain melalui bursa karbon, terdapat 11 PLTU PLN NP yang telah menjadi peserta perdagangan karbon dan mendapatkan kuota Persetujuan Teknis batas Atas Emisi Pelaku Usaha (PTBAE-PU) yang disetujui oleh Kementerian ESDM dengan jumlah yang dapat diperdagangkan mencapai 35 juta ton," terang Karyawan Aji.
Salah satu kinerja PLN NP ditunjukkan melalui produksi energi bersih yang berasal dari co-firing (bahan bakar pengganti batu bara) sepanjang tahun 2023 sebanyak 525,62 GWh atau setara dengan reduksi emisi karbon sebesar 533.291,79 MT (metrik ton).
Hingga kini, PLN NP telah melaksanakan co-firing secara terus menerus pada 24 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Sejalan dengan semangat dunia dalam menurunkan suhu bumi dan tertuang pada Paris Agreement, PLN Nusantara Power berkontribusi melalui Green Energy Movement," ujar Aji.
Green Energy Movement ini diwujudkan tidak hanya melalui cofiring pada PLTU yang telah beroperasi, namun juga keseriusan perusahaan dalam membangun pembangkit listrik yang ramah lingkungan seperti PLTS, PLTA, dan PLTB.
Pada tahun 2023, PLN NP telah berhasil menyelesaikan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Melalui PLTS ini perusahaan mampu menghindarkan sebesar 214.000 ton co2 setiap tahunnya.
"Kami juga senantiasa mendukung smart city di Ibu Kota Negara (IKN) melalui penyediaan listrik bersih yang berasal dari PLTS IKN 50 MW. Saat ini kami telah menyelesaikan 10 MW tahap pertama," tambah Aji.
Pembangunan PLTS 50 MW ini merupakan bagian dari rencana PLN NP untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) di IKN Nusantara.
"Melalui PLTS IKN, kami akan mampu menghindarkan 104,8 ton emisi co2 setiap tahunnya. Ke depan akan banyak proyek kami yang berbasis EBT', tambah Aji.
Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruli Firmansyah menyampaikan pihaknya fokus pada rencana korporasi untuk mewujudkan energi hijau.
“PLN NP sendiri telah bergerak memetakan kebutuhan Indonesia di masa depan. Kami, hingga tahun 2030 akan menyiapkan penambahan unit pembangkit sebesar 6,3 Giga Watt (GW) yang berasal dari pembangkit EBT yang tersebar di penjuru Nusantara,” jelas Ruly.