REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin pada Selasa (23/4/2024) lalu, di Beijing, menyangkal tuduhan mengirim mata-mata ke Jerman dan Inggris untuk melakukan spionase ekonomi dan pemberitaan baru-baru ini mengenai apa yang disebut sebagai mata-mata China di Eropa semuanya merupakan berita bohong yang ditujukan untuk menjelek-jelekkan China.
Sebelumnya Jerman dan Inggris mengumumkan penangkapan sejumlah orang yang dicurigai bekerja sebagai mata-mata untuk China. Kejaksaan di Berlin pada Senin (22/4/2024) menyebut tiga warga negara Jerman telah menyerahkan teknologi yang berpotensi untuk keperluan militer kepada intelijen China yang telah bekerja sama dengan mereka setidaknya sejak Juni 2022.
"Tidak hanya di Jerman, kami juga mencatat adanya berita di Inggris dalam beberapa hari terakhir. Kami dengan tegas menentang hal tersebut dan kami mendesak pihak-pihak terkait untuk berhenti menyebarkan disinformasi tentang apa yang disebut 'ancaman mata-mata China' dan menghentikan manipulasi politik serta fitnah jahat terhadap China," tegas Wang Wenbin dalam keterangan pers.
Wang Wenbin menegaskan tuduhan China mungkin mencuri data intelijen Inggris adalah tuduhan yang tidak berdasar dan fitnah yang jahat, dan mereka dengan tegas menentang tuduhan tersebut. "Manipulasi jahat yang ditujukan kepada China harus dihentikan. Izinkan saya menjelaskannya, apa yang disebut sebagai 'ancaman mata-mata China' sama sekali tidak berdasar dan merupakan fitnah yang keji," ungkap Wang Wenbin.