Rabu 24 Apr 2024 13:03 WIB

Distribusi Air Bersih Hingga Pos Hangat, DMC Dompet Dhuafa Hadir bagi Penyintas Banjir

DMC Dompet Dhuafa telah mendistribusikan air bersih, turut membersihkan rumah.

Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa memberikan layanan bantuan kedaruratan bagi penyintas di Desa Balongga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (23/4/2024).
Foto: Dompet Dhuafa
Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa memberikan layanan bantuan kedaruratan bagi penyintas di Desa Balongga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (23/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa memberikan layanan bantuan kedaruratan bagi penyintas di Desa Balongga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (23/4/2024).

Intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan meluapnya di daerah aliran di daerah sungai Balongga di wilayah tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulteng, Akris Fattah Yunus, sebanyak 2 desa yang terdampak diantaranya Desa Sambo dan Desa Balongga, Kecmatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

"Akibat meluapnya sungai Balongga, banjir ini tidak hanya merendam pemukiman warga namun satu orang hanyut terbawa arus banjir. tapi syukur Alhamdullilah ditemukan dalam keadaan selamat," ujar Aktris Fattah Yunus selaku Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Tengah dalam keterangan resmi yang diterima. 

Terhitung dari Sabtu (20/4/2024), DMC Dompet Dhuafa telah mendistribusikan air bersih, turut membantu membersihkan rumah-rumah warga dari material sisa banjir, membuka Pos Hangat dan memberikan dukungan kolaborasi bersama relawan lainnya. Terhitung sudah 1.212 jiwa yang terbantu dalam layanan ini. 

“Kami mendistribusikan air, alhamdulillah banyak jiwa terbantu,” ujar Ahmad Syatir selaku Koordinator Lapangan Respons Banjir Balongga DMC Dompet Dhuafa melapor dari lapangan.

”Hingga kini warga masih membutuhkan perlengkapan bayu, air bersih, dan logistik pangan,” terang Ahmad Syatir dalam laporannya. 

Sementara itu, ancaman bencana hidrometeorologi disebabkan oleh posisi wilayah Sulawesi Tengah yang berbatasan langsung dengan laut lepas, yakni Laut Sulawesi, dan beberapa perairan laut lainnya seperti Selat Makassar, Teluk Tomini, Teluk Tolo, dan lain-lain. 

photo
Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa memberikan layanan bantuan kedaruratan bagi penyintas di Desa Balongga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (23/4/2024). - (Dompet Dhuafa)

Dalam laporan yang berjudul Dokumen Kajian Risiko Bencana Nasional-Provinsi Sulawesi Tengah 2022-2026 yang ditulis oleh BNPB mencatat pada tahun 2009 – 2019 persentase kejadian bencana di Sulawesi Tengah adalah banjir sebesar 75,36 persen , Cuaca Ekstrim sebesar 6,43 persen; Gelombang Ekstrim dan Abrasi sebesar 3,21 persen; Gempabumi sebesar 3,93 persen; Gempabumi dan Tsunami 1,43 persen; Kebakaran hutan dan Lahan sebesar 1,07 persen Kekeringan sebesar 2, 86 persen dan Tanah Longsor sebesar 5, 71 persen.

Jika melihat lebih jauh melalui dokumen di atas total luas bahaya banjir di Provinsi Sulawesi Tengah secara keseluruhan adalah 475.444 Ha dan berada pada kelas Tinggi. 

Penduduk terpapar bencana banjir di Provinsi Sulawesi Tengah diperoleh dari total jumlah penduduk terpapar, yaitu sejumlah 1.056.595 jiwa dan berada pada kelas Sedang. 

Secara terperinci, potensi penduduk terpapar pada kelompok rentan terdiri dari kelompok usia rentan sejumlah 102.257 jiwa, penduduk miskin sejumlah 108.075 jiwa, dan penduduk disabilitas sejumlah 5.509 jiwa. 

Total kerugian untuk bencana banjir adalah sebesar 12,023 triliun rupiah. Berdasarkan kajian dihasilkan kelas kerugian bencana banjir di Provinsi Sulawesi Tengah adalah pada kelas Tinggi. 

Secara terperinci, kerugian fisik adalah sebesar 5,678 triliun rupiah dan kerugian ekonomi sebesar 6,344 triliun rupiah. Potensi kerusakan lingkungan bencana banjir di Provinsi Sulawesi Tengah seluas 14.831 Ha dengan kelas kerusakan lingkungan adalah Tinggi.

Sedangkan potensi luas bahaya banjir bandang di Provinsi Sulawesi Tengah adalah 292.126 Hadan berada pada kelas Tinggi. Penduduk terpapar bencana banjir bandang di Provinsi Sulawesi Tengah diperoleh dari total jumlah penduduk terpapar, yaitu sejumlah 307.252 jiwa dan berada pada kelas Sedang. 

Secara terperinci, potensi penduduk terpapar pada kelompok rentan terdiri dari kelompok usia rentan sejumlah 28.909 jiwa, penduduk miskin sejumlah 32.764 jiwa, dan penduduk disabilitas sejumlah 1.549 jiwa. 

Total kerugian untuk bencana banjir bandang adalah sebesar 4,682 triliun rupiah. Distribusi Air Bersih Hingga Pos Hangat, DMC Dompet Dhuafa Hadir Bagi Penyintas Banjir di Sogi.  

Berdasarkan kajian dihasilkan kelas kerugian bencana banjir bandang di Provinsi Sulawesi Tengah adalah pada kelas Tinggi. 

Secara terperinci, kerugian fisik adalah sebesar 2,405 triliun rupiah, dan kerugian ekonomi sebesar 2,277 triliun rupiah. Potensi kerusakan lingkungan bencana banjir bandang di Provinsi Sulawesi Tengah adalah seluas 4.130 Ha dengan kelas kerusakan lingkungan Tinggi.

Semoga dengan kondisi di atas, dan bantuan yang dialokasikan dari DMC Dompet Dhuafa mampu memberikan harapan dan semangat untuk menghadapi masa-masa sulit di situasi pascabanjir ini. Semoga penyintas selalu berada di perlindungan Allah SWT. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement