Rabu 24 Apr 2024 16:17 WIB

Prabowo: Kalau tak Kuat Dikritik, Jangan Jadi Pemimpin Politik

Menurut Prabowo, perdebatan keras saat masa kampanye merupakan bagian dari demokrasi.

Rep: Febryan A/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden terpilih Prabowo Subianto memberi hormat di depan jurnalis saat hadir di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Presiden terpilih Prabowo Subianto memberi hormat di depan jurnalis saat hadir di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Prabowo Subianto menyebut, dirinya berdebat keras ketika adu gagasan dengan capres Anies Baswedan saat kampanye Pilpres 2024. Kendati begitu, Prabowo menyampaikan terima kasih kepada Anies dan pasangannya, Muhaimin Iskandar karena telah menghadirkan kompetisi yang memberikan pilihan terbaik kepada pemilih.

"Saya juga tadi berterima kasih kepada saudara Anies, Pak Muhaimin, walaupun di debat lumayan juga kerasnya," kata Prabowo saat konferensi pers usai ditetapkan sebagai presiden terpilih di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).

Baca: Prabowo Terhormat Diberi Ucapan Selamat oleh Presiden Erdogan

Menurut Prabowo, perdebatan keras saat masa kampanye merupakan bagian dari demokrasi. Bahkan, dia menilai, kritikan, seranga,n dan hujatan merupakan sesuatu yang harus siap diterima pemimpin politik di negara demokrasi.

"Kalau kita enggak kuat diserang, dikritik, bahkan dihujat, ya jangan mau jadi pemimpin politik. Ya, kan. Duduk di rumah aja nonton TV, jangan berdiri di depan kamera," kata ketua umum DPP Partai Gerindra itu.

Dalam pidatonya setelah ditetapkan, Prabowo mengajak semua elite Indonesia untuk bersatu kembali karena Pilpres 2024 telah usai. Menurut dia, Indonesia hanya bisa menjadi makmur ketika seluruh elite mau bekerja sama. Dia lantas mengajak para elite untuk meninggalkan perbedaan dan perasaan yang menjadi penghalang untuk bekerja sama.

Baca: Hadiri Ulang Tahun ke-65 Titiek Soeharto, Prabowo Dapat Cipika-Cipiki

"Kalau Indonesia ingin survive menjadi negara makmur, sejahtera, tidak ada lain seluruh pimpinan, seluruh elite Indonesia harus bekerja sama. Mari kita berani meninggalkan perbedaan-perbedaan kita, mari kita mengatasi perasaan-perasaan kita, mari kita gali rasa cinta Tanah Air," ujar menteri pertahanan itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement