Rabu 24 Apr 2024 20:14 WIB

Jamaah Haji Ingin Meninggal di Tanah Suci, Benarkah Jadi Tanda Husnul Khatimah?

Banyak jamaah haji Indonesia yang ingin meninggal dunia di Tanah Suci.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Prosesi pemakaman jamaah haji Indonesia S di pemakaman Baqi, Madinah, Kamis (24/5/2023). Almarhum tergabung dalam kelompok terbang (kloter) tiga Embarkasi Solo (SOC 03).
Foto: dok MCH
Prosesi pemakaman jamaah haji Indonesia S di pemakaman Baqi, Madinah, Kamis (24/5/2023). Almarhum tergabung dalam kelompok terbang (kloter) tiga Embarkasi Solo (SOC 03).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Banyak jamaah haji Indonesia yang ingin meninggal dunia di Tanah Suci, baik itu Makkah maupun Madinah, Arab Saudi. Ini berdasarkan hasil riset Kementerian Kesehatan RI pada 2022 lalu yang menyebut sebanyak 9,3 persen jamaah haji ingin meninggal di Arab Saudi.

Lantas benarkah meninggal di Tanah Suci itu merupakan tanda seorang Muslim meninggal secara husnul khatimah? Mufti Mesir, Dr Syauqi Alam, menjelsakan pandangan syariah tentang persoalan ini.

Baca Juga

Mufti Syauqi Alam memaparkan, para ulama telah menyebutkan bahwa meninggal di tempat-tempat suci seperti Makkah dan Madinah, dan tempat-tempat lainnya, merupakan salah satu tanda husnul khatimah.

"Karena itu, para fuqaha menekankan keutamaan untuk dimakamkan di pemakaman orang-orang shaleh dan tempat-tempat yang mulia. Imam Nawawi dalam kitab 'Al-Majmu' menyampaikan dibolehkannya mengharapkan kematian di wilayah yang baik," tuturnya.

Dr Syauqi Alam kemudian mengutip sebuah riwayat hadits yang menjadi landasan dibolehkannya mengharapkan wafat di Tanah Suci. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, Nabi Muhammad SAW bersabda:

«مَنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَمُوتَ بِالْمَدِينَةِ فَلْيَمُتْ بِهَا، فَإِنِّي أَشْفَعُ لِمَنْ يَمُوتُ بِهَا»

"Siapa yang mampu meninggal dunia di Madinah, maka hendaklah ia meninggal di sana. Karena sungguh aku akan memberikan syafaat bagi siapa saja yang meninggal di sana." (HR. Ahmad dalam "Al-Musnad", At-Tirmidzi dalam "As-Sunan", Ibnu Abi Syaibah dalam "Al-Mushannaf", Ath-Thabarani dalam "Al-Mu'jam Al-Kabir", dan Al-Baihaqi dalam "Syu'ab Al-Iman")

Mufti Syauqi juga mengutip perkataan Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu'. Dikatakan sebagai berikut:

 [قال الشافعيُّ في "الأم" والقديمِ وجميعُ الأصحاب: يستحب الدفن في أفضل مقبرة في البلد؛ لما ذكره المصنف، ولأنه أقرب إلى الرحمة، قالوا: ومن ذلك المقابر المذكورة بالخير ودفن الصالحين فيها] اهـ.

"Al-Imam Asy-Syafi'i dalam kitab "Al-Umm" dan "Al-Qodim" serta semua sahabat mengatakan, 'Dibolehkan (bagi seorang Muslim) untuk dimakamkan di pemakaman terbaik di wilayah sebagaimana disebutkan Al Mushannaf, karena hal ini lebih dekat pada rahmat'. Mereka mengatakan, 'Di antara pemakaman yang dimaksud adalah yang penuh kebaikan dan tempat dimakamkannya orang-orang shaleh'."

Adapun dalam "Syarah Shahih Muslim" juga dipaparkan sebagai berikut:

 [في هذا استحباب الدفن في المواضع الفاضلة، والمواطن المباركة، والقرب من مدافن الصالحين] اهـ.

"Dalam hal ini, dibolehkan untuk dimakamkan di tempat-tempat yang mulia, tempat-tempat yang diberkahi, dan dekat dengan makam orang-orang shaleh."

Demikian pula, Imam Abu Al-Saadat Al-Buhuti dalam "Kasyaf Al-Qina" menjelaskan:

 [يستحب أيضًا الدفن في (ما كثر فيه الصالحون) لتناله بركتهم، ولذلك التمس عمر الدفن عند صاحبيه، وسأل عائشة حتى أذنت له] اهـ.

"Dibolehkan (bagi seorang Muslim) dimakamkan di tempat yang banyak orang-orang shalehnya, untuk mendapatkan keberkahan mereka. Karena itu, Umar bin Khattab mencari tempat pemakaman di dekat kedua sahabatnya, dan Umar bin Khattab meminta Aisyah agar diizinkan untuk dimakamkan di sana."

Sumber:

https://www.masrawy.com/islameyat/others-islamic_ppl_news/details/2024/1/3/2519106/%D9%87%D9%84-%D8%A7%D9%84%D8%AF%D9%81%D9%86-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%85%D8%A7%D9%83%D9%86-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%82%D8%AF%D8%B3%D8%A9-%D9%85%D9%86-%D8%B9%D9%84%D8%A7%D9%85%D8%A7%D8%AA-%D8%AD%D8%B3%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%A7%D8%AA%D9%85%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%81%D8%AA%D9%8A-%D9%8A%D8%AC%D9%8A%D8%A8#TagSearch

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement