Kamis 25 Apr 2024 06:15 WIB

Sebelum Berangkat, Calon Jamaah Haji Disarankan Lakukan Olahraga Ini

Dokter tidak menyarankan calon jamaah haji melakukan olahraga permainan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Umat Islam berdoa dengan latar belakang bukit Shafa di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Umat Islam berdoa dengan latar belakang bukit Shafa di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia tahun ini akan memberangkatkan sebanyak 221 ribu jamaah haji reguler. Jamaah haji gelombang pertama akan mulai masuk asrama haji pada 11 Mei 2024 dan keesokan harinya akan terbang ke Arab Saudi.

Sebelum berangkat ke Tanah Suci, calon jamaah haji pun disarankan melakukan berbagai jenis olahraga ringan. Ketua Umum Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) Syarief Hasan Luthfie mengatakan sebelum berangkat jamaah haji bisa melakukan olahraga dengan berjalan kaki, berenang, ataupun bersepeda.

Baca Juga

"Pertama, jamaah bisa olahraga yang murah meriah, tentu saja jalan kaki. Kemudian, kalau bisa juga berenang, bersepeda. Jadi olahraga yang sederhana," ujar Syarief kepada Republika.co.id, Rabu (24/4/2024).

Mantan direktur utama RS Haji Jakarta ini tidak menyarankan kepada calon jamaah haji untuk melakukan olahraga permainan, seperti badminton atau ping pong. Karena, menurut dia, olahraga permainan berisiko cidera.

 

"Kalau olahraga permainan, seperti badminton atau ping pong itu bonus. Jadi jangan sampai nanti itu menjadi utama, tapi olahraga ketahanan dulu, vaskulernya. Jangan sampai olahraga permainan, karena kalau permainan menggunakan effort yang lebih tinggi," ucap dia.

"Selain berisiko cedera, olahraga permainan juga rawan terjadinya sumbatan pembuluh darah ke jantung yang berbahaya," kata dr Syarief.

Tidak hanya mempersiapkan fisiknya, Syarief juga menyarankan kepada calon jamaah haji yang akan berangkat tahun ini untuk mempersiapkan mentalnya.

"Mereka harus siap lahir dan batin. Secara fisik mereka menyiapkannya secara rutin minimal tiga kali seminggu. Lalu, secara mentalitas mereka juga harus punya motivasi dulu bahwa tujuan mereka ke sana adalah ibadah," kata Syarief.

Saat melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, menurut dia, jamaah haji Indonesia juga harus memprioritaskan yang wajib dulu, khususnya jamaah lanjut usia (lansia) atau jamaah risiko tinggi (risti).

"Jadi jangan langsung fokus kepada sunahnya. Karena, nanti pada saat puncaknya di Arafah, pada saat wukuf, pada thawaf, dan pada saat sai itu menjadi suatu kewajiban yang tidak bisa digantikan orang lain," kata Syarief.

"Jadi utamakan yang wajib baru nanti yang sunah, itu saran kami," ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement