Rabu 24 Apr 2024 23:53 WIB

Polisi Federal Australia Tangkap 7 Pemuda Terkait Penikaman di Gereja Ortodoks

Australia sebut penikaman di gereja adalah terorisme.

Penangkapan tujuh terduga penikaman gereja ditangkap.
Foto: EPA-EFE/NSW POLICE FORCE
Penangkapan tujuh terduga penikaman gereja ditangkap.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Polisi Federal Australia mengungkapkan bahwa tujuh pemuda ditahan di Sydney dan Goulburn, Australia pada Rabu dalam operasi penggerebekan besar-besaran menyusul insiden penikaman pada pekan lalu di sebuah gereja Ortodoks Asiria.

"Hari ini, Rabu (24/4/2024) sekitar pukul 11.15 waktu setempat penyelidik mengeksekusi 13 surat perintah penggeledahan di sejumlah wilayah pinggir kota di Sydney, meliputi Bankstown, Prestons, Casula, Lurnea, Rydalmere, Greenacre, Strathfield, Chester Hill, dan Punchbowl, serta sebuah lokasi di Goulburn," demikian bunyi pernyataan polisi setempat.

Baca Juga

"Operasi tersebut melibatkan lebih dari 400 polisi. Tujuh remaja laki-laki telah ditangkap. Lima orang lainnya, termasuk dua pria dan tiga remaja laki-laki, membantu polisi dalam penyelidikan mereka," lanjut pernyataan itu.

Wakil Komisaris Polisi Krissy Barrett mengatakan bahwa semua tersangka saling mengenal dan merupakan “jaringan” yang memiliki “ideologi ekstremis kekerasan yang serupa.” Penggerebekan dilakukan untuk melindungi masyarakat dari potensi penyerangan, kata polisi.

Sejumlah barang, termasuk “sejumlah besar barang elektronik” telah disita dalam penggerebekan tersebut, kata polisi, seraya menambahkan bahwa tidak ada ancaman publik yang spesifik.

Sebelumnya pada 15 April, seorang uskup Ortodok Asiria Mar Mari Emmanuel diserang oleh seorang pria bersenjata pisau saat misa di Sydney.

Uskup tersebut dan empat jemaat gereja terluka dalam serangan itu, menurut keterangan polisi, seraya menambahkan bahwa terduga penyerang, seorang pemuda 16 tahun, telah ditahan.

Penikaman tersebut dinyatakan sebagai serangan teroris dan memicu kerusuhan di jalan-jalan Sydney, di mana beberapa polisi terluka, lapor media Australia.

Penikaman baru-baru ini yang terjadi di sebuah gereja Ortodoks Asiria di Sydney dinyatakan sebagai serangan teroris dengan kemungkinan motif agama, kata Komisaris Polisi Federal Australia Reece Kershaw, Selasa.

Pada Senin (15/4/2024), uskup Ortodoks Asiria, Mar Mari Emmanuel, diserang pria bersenjatakan pisau saat kebaktian di Sydney.

Uskup dan empat orang lainnya mengalami luka akibat serangan tersebut, kata polisi, seraya menambahkan bahwa tersangka pelaku sudah ditahan.

Aksi tersebut memicu kerusuhan di jalan-jalan Sydney yang mengakibatkan sejumlah polisi terluka, lapor media Australia.

“Saat ini kami dapat mengonfirmasi bahwa insiden ini dinyatakan sebagai serangan teroris dan seorang remaja berusia 16 tahun telah ditahan sehubungan dengan insiden tersebut. Masalah ini kini juga sedang diselidiki Tim Gabungan Penanggulangan Terorisme NSW (New South Wales),” kata Kershaw saat konferensi pers.

Tim Gabungan Penanggulangan Terorisme NSW akan menyelidiki penikaman terhadap seorang uskup sebagai serangan teroris.

Tim NSW berkolaborasi di sebuah lokasi yang dirahasiakan dan diberi mandat berdasarkan laporan untuk menyelidiki setiap insiden terkait teror, kata Kepolisian NSW melalui pernyataan.

Direktur Jenderal keamanan Organisasi Intelijen Keamanan Australia yang merupakan bagian dari Tim Gabungan NSW, Mike Burgess, mengatakan insiden tersebut diyakini “dilatarbelakangi soal agama.”

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, yang juga hadir dalam konferensi pers, menyebut serangan penikaman di gereja itu sebagai “insiden yang meresahkan.”

"Tidak ada tempat untuk kekerasan di masyarakat kami. Tidak ada tempat untuk ekstremisme kekerasan. Kami adalah bangsa yang cinta damai. Sekarang waktunya untuk bersatu, bukan memecah belah sebagai sebuah komunitas dan sebagai sebuah negara," kata PM.

Penikaman di gereja ortodoks itu merupakan serangan bersenjata kedua di Sydney, Australia, hanya dalam waktu tiga hari.

Sebelumnya pada Sabtu enam orang tewas dan 12 lainnya luka dalam aksi serupa yang dilakukan warga Australia berusia 40 tahun, Joel Cauchi, di mal Westfield Bondi Junction di Sydney.

Lima dari korban tewas dan mayoritas korban luka adalah perempuan, kata polisi, menambahkan pelaku “fokus pada perempuan dan menghindari laki-laki”. Ayah si pelaku mengaku kepada ABC News bahwa putranya menderita skizofrenia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement