Kamis 25 Apr 2024 09:14 WIB

Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Cirebon Masih Rendah Hanya 7,6 Tahun, Ini Penyebabnya

Masih banyak orang tua yang tidak mendorong anaknya melanjutkan pendidikan

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Putus Sekolah (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya
Putus Sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON ----Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Cirebon hingga saat ini masih cukup rendah. Sehingga, dibutuhkan peran guru, orang tua dan seluruh elemen lainnya untuk mendorong peningkatan rata-rata lama sekolah.

Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsih mengatakan, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Cirebon hanya mencapai 7,6 tahun. Karena itu, dia berharap para guru di semua tingkatan, untuk bisa mendorong meningkatnya lama sekolah di Kabupaten Cirebon.

Baca Juga

Perempuan yang akrab disapa Ayu itu meminta kepada para guru, agar bisa memberikan semangat kepada para siswa supaya mau melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Karena, para guru merupakan orang tua dari para murid ketika sedang berada di sekolah.

‘’Bapak Ibu Guru harus memberikan semangat agar para siswanya mau melanjutkan sekolah,’’ ujar Ayu, saat membuka acara Gebyar Pendidikan PAUD Kabupaten Cirebon Tahun 2024, yang diselenggarakan di halaman Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Rabu (24/4/2024).

Bukan hanya guru, Ayu juga meminta dukungan dari para orang tua yang ada di Kabupaten Cirebon. Pasalnya, masih banyak orang tua yang tidak mendorong anaknya melanjutkan pendidikan. ‘’Bahkan ada juga yang malah mengeksploitasi anak untuk bekerja,’’ kata Ayu.

Ayu mengatakan, pembangunan suatu daerah bukan hanya masalah infrastrktur saja. Namun juga ada pembangunan lainnya yang harus diperhatikan, yaitu pembangunan manusia. ‘’Harus ada keseimbangan antara pembangunan manusia dan pembangunan lainnya,’’ kata Ayu.

Sementara itu, Kapolresta Cirbeon, Kombes Pol Sumarni, yang hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan bahwa Polresta Cirebon terlibat aktif dalam pendidikan informal di Kabupaten Cirebon. Salah satu kegiatan yang sudah dilakukan adalah menyelenggarakan kegiatan Pesantren Kilat ABH pada bulan Ramadan lalu. Hal itu diperuntukkan bagi anak berhadapan dengan hukum (ABH).

‘’Kami menyemangati para peserta Pesantren Kilat ABD melalui pembinaan dan dididik agar menjadi manusia lebih baik,’’ kata Sumarni.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement