Kamis 25 Apr 2024 13:17 WIB

AS Diam-Diam Kirim Rudal Jarak Jauh ke Ukraina

Rudal jarak jauh masuk dalam paket bantuan militer AS senilai 300 juta dolar AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Beberapa pekan terakhir Amerika Serikat (AS) diam-diam mengirimkan rudal jarak jauh ke Ukraina untuk digunakan dalam pertempuran melawan Rusia.
Foto: AP Photo/Libkos
Beberapa pekan terakhir Amerika Serikat (AS) diam-diam mengirimkan rudal jarak jauh ke Ukraina untuk digunakan dalam pertempuran melawan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Beberapa pekan terakhir Amerika Serikat (AS) diam-diam mengirimkan rudal jarak jauh ke Ukraina untuk digunakan dalam pertempuran melawan Rusia. Seorang pejabat AS mengatakan Ukraina sudah menggunakan rudal itu dua kali.

Pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu mengatakan rudal-rudal itu termasuk dalam paket bantuan militer senilai 300 juta dolar AS untuk Ukraina yang disetujui Presiden AS Joe Biden pada 12 Maret. Ia tidak mengungkapkan berapa banyak rudal yang dikirimkan.

Baca Juga

Penasihat keamanan Gedung Putih Jake Sullivan mengkonfirmasi rudal dalam "jumlah signifikan" dikirimkan ke Ukraina. "Kami akan mengirim lebih banyak lagi," katanya, Rabu (24/4/2024).

Ia mengatakan Ukraina berkomitmen hanya menggunakan senjata-senjata itu di dalam Ukraina tidak ke Rusia. Sullivan mengatakan neberapa rudal yang termasuk dalam paket bantuan senjata senilai 1 miliar dolar yang disetujui Biden pada Rabu (24/4/2024).

Pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan rudal-rudal itu digunakan pertama kali pada 17 April dini hari. Diluncurkan ke pangkalan udara Rusia di Krimea yang terletak sekitar 165 kilometer dari Ukraina.

Pengiriman Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) dengan jangkauan hingga 300 km menjadi bahan perdebatan dalam pemerintahan Biden selama berbulan-bulan. ATACMS jarak-menengah dipasok September lalu.

Awalnya Pentagon menolak pengiriman rudal jarak jauh, karena khawatir hilangnya rudal dari persediaan Amerika akan mengganggu kesiapan militer AS. Ada juga kekhawatiran Ukraina akan menggunakannya untuk menyerang sasaran yang jauh di wilayah Rusia.

Pejabat AS mengatakan langkah Rusia menggunakan rudal balistik jarak jauh yang dipasok Korea Utara (Korut) ke Ukraina pada bulan Desember dan Januari mengubah sikap pemerintah. Pejabat itu menambahkan faktor lain yang mengubah keputusan AS adalah karena Rusia mengincar infrastruktur vital Ukraina.

"Kami sudah memperingatkan Rusia hal-hal itu, mereka memperbaharui target mereka," kata pejabat itu.

Militer AS menemukan....

 

 

Pada akhir Januari lalu militer AS menemukan cara untuk mengatasi kekhawatiran mengenai kesiapan militer sehingga pemerintah dapat bergerak maju. Mereka mulai membeli rudal baru dri Lockheed-Martin.

Biden bertemu tim keamanan nasionalnya pada pertengahan Februari lalu dan sepakat untuk menerima rekomendasi dari penasihatnya untuk mengirimkan rudal ke Ukraina. Pembahasan itu melibatkan Sullivan, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Ketua Dewan Kepala Staf Gabungan C.Q. Brown.

Tantangan pada saat itu adalah bagaimana cara membayar rudal-rudal tersebut. AS kehabisan anggaran untuk mengirimkan bantuan militer dan kebuntuan di Kongres menghalangi pengiriman bantuan.

Peluang muncul pada bulan Maret ketika beberapa kontrak Pentagon masuk penawaran. Biden dapat menggunakan selisihnya untuk mengirimkan bantuan senilai 300 juta dolar AS ke Ukraina.

Pejabat itu mengatakan Biden memberitahu timnya untuk memasukan ATACMS jarak-jauh dalam paket ini. Namun melakukannya diam-diam untuk menjaga keamanan operasi dan elemen kejut Ukraina.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement