REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Ilmu Politik & International Studies Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menyoroti soal merapatkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Khoirul menilai ada sejumlah keuntungan bagi Pemerintah Prabowo-Gibran jika PKB bergabung dalam kepemimpinan lima tahun ke depan.
"Meskipun PKB menjadi musuh utama dalam Pilpres dengan jurus 'Slepet Cak Imin' kepada pasangan Prabowo-Gibran, namun upaya menarik PKB ke dalam pemerintahan baru Prabowo-Gibran tetap penting untuk dilakukan," kata Khoirul dalam keterangannya, Kamis (25/4/2024).
Alasan pertama hal itu penting adalah karena akan adanya tambahan dukungan politik di DPR RI mengingat PKB cukup kuat di Senayan. Hal itu bakal menguatkan pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Pertama, PKB memiliki kekuatan suara di parlemen yang bisa menambah kekurangan dukungan politik Prabowo-Gibran di parlemen. Sehingga pemerintahan baru bisa lebih stabil," tutur Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) tersebut.
Lalu, kedua meskipun memiliki hubungan tidak harmonis dengan PBNU, namun PKB merupakan satu-satunya partai politik yang diyakini menjadi representasi dari kekuatan politik kaum Nahdliyyin. Ormas NU diketahui merupakan kekuatan Islam moderat terbesar di Indonesia.
"Saat ini, di koalisi Prabowo-Gibran baru ada PAN selaku partai berbasis ormas Islam Muhammadiyah. Maka masuknya PKB akan mengokohkan dukungan politik Islam moderat terhadap pemerintahan baru Prabowo-Gibran," jelasnya.