Kamis 25 Apr 2024 18:24 WIB

Pasca-Pandemi, Jumlah Mahasiswa Lima PTJJ di Asia Tenggara Meningkat Signifikan

Selepas pandemi persepsi masyarakat tentang pendidikan jarak jauh semakin bagus.

Penyelenggaraan OU5 Meeting di Yogyakarta, Kamis (25/4/2024).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Penyelenggaraan OU5 Meeting di Yogyakarta, Kamis (25/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Usai pandemi Covid-19, tren pembelajaran secara daring (online academic) semakin meningkat. Terbukti lima perguruan tinggi jarak jauh (PTJJ) di Asia Tenggara yang tergabung dalam Open Universities 5 (OU5) mengalami peningkatan signifikan jumlah mahasiswa.

"Trennya sangat baik. Alhamdulillah setelah pandemi Covid-19 terdapat peningkatan signifikan jumlah mahasiswa di kampus kami," tutur Rektor Universitas Terbuka (UT) Indonesia, Prof Ojat Darojat dalam konferensi pers penyelenggaraan OU5 Meeting di Yogyakarta, Kamis (25/4/2024).

Prof Ojat menuturkan sebelum pandemi jumlah mahasiswa yang kuliah di UT seluruh Indonesia hanya berkisar sebanyak 200 ribu orang. Namun setelah pandemi jumlahnya meningkat hingga saat ini berjumlah 551 ribu mahasiswa.

"Selepas pandemi persepsi masyarakat tentang pendidikan jarak jauh semakin bagus. Hal itu diikuti dengan peningkatan jumlah mahasiswa yang sangat signfikan," kata Prof Ojat menambahkan.

Ia menjelaskan, saat ini komposisi mahasiswa UT tak lagi didominasi usia tua. "Mahasiswa UT sekarang tak lagi didominasi masyarakat usia 40 tahun ke atas namun bergeser menjadi masyarakat usia 18 hingga 24 tahun," ujarnya.

photo
Para pimpinan lima perguruan tinggi jarak jauh (PTJJ) di Asia Tenggara yang tergabung dalam Open Universities 5 (OU5) berfoto bersama usai konferensi pers penyelenggaraan OU5 Meeting di Yogyakarta, Kamis (25/4/2024). - (Republika/Fernan Rahadi)
 

Hal yang sama juga dialami anggota OU5 yang lain dari Filipina, University of the Philippines Open University (UPOU). Menurut Vice Chancellor for Finance and Administration UPOU, Dr Jean A. Saludadez, sebelum pandemi jumlah mahasiswa yang kuliah di kampusnya berjumlah 5.000 orang. Namun setelah pandemi jumlahnya meningkat menjadi 6.500 orang.

Sementara itu, jumlah mahasiswa di Hanoi Open University (HOU) Vietnam juga mengalami peningkatan signifikan. Menurut Chairwoman of Board of the Legend HOU, Assoc Prof Dr Nguyen Mai Huong, saat ini kampusnya memiliki sebanyak 35 ribu mahasiswa dari jenjang S1, S2, maupun S3. 

Adapun jumlah mahasiswa di Open University of Malaysia (OUM) juga sama meningkat sama signifikannya dengan di Indonesia. Selepas pandemi, jumlah mahasiswa yang dimiliki OUM lebih dari 35 ribu mahasiswa yang berasal dari seluruh dunia.  "Karena dengan online learning akses pendidikan terbuka kepada siapa pun karena mereka bisa mengikuti pembelajaran dari mana pun di seluruh dunia," kata President/Vice Chancellor OUM, Prof Dr Ahmad Izanee Awang.

Terakhir, tren kenaikan jumlah mahasiswa di University of the Philippines Open University (UPOU) juga meningkat signfikan. Tahun ini terdapat peningkatan sebanyak 2.000 mahasiswa kampus Filipina tersebut dibandingkan tahun lalu menjadi sekitar 22 ribu mahasiswa di semua jenjang studi. 

"Karena seiring teknologi online memainkan peran penting di masyarakat maka pertumbuhan peserta didik yang mengikuti pembelajaran online menjadi sangat positif," kata Acting President UPOU, Asst Prof Dr Phanompatt Smitananda.

OU5 Researchers merupakan gabungan peneliti dari lima PTJJ anggota Asian Association of Open Universities (AAOU) yang melaksanakan pertemuan rapat secara rutin setiap dua kali dalam setahun. Pada pertemuan di mana UT menjadi tuan rumah tahun ini dibahas beberapa agenda yang akan dilaksanakan oleh lima pimpinan dari anggota institusi OU5.

Agenda-agenda tersebut di antaranya Progress of 2024 Research Projects, Nomination of Project Leaders for 2025 Research Project & Scheduling of The First, Setting of a common repository site for OU5 outputs and documents, AAOU Quality Assurance Framework, Benchmarking Instrument Testing Status, ICDE Global Advocacy Campaign Asia, Invitation to 2nd ICDBSE Conference & ICDE Global Advocacy Campaign Asia Working Groups Meeting at STOU, Thailand, Microcredentials, dan Scheduling of the Next OU5 Meeting in Philippines.

Selain itu, para peneliti OU5 juga akan membahas perkembangan rencana penelitian di tahun 2024 yang terdiri dari beberapa topik, yaitu Inclusive Education: Providing Quality Education for All dan Artificial intelligence (AI) in digital education

Bersamaan dengan pertemuan OU5, Universitas Terbuka dengan universitas PJJ lainnya berkomitmen untuk melakukan pengabdian masyarakat internasional (International Community Service) guna memberikan dampak pada komunitas global dan dalam misi pengenalan berbagai budaya. 

"Kami sangat aktif memberikan servis ke komunitas internasional. Seperti diketahui UT saat ini tidak hanya melayani mahasiswa di 39 kantor cabang di 37 provinsi di Indonesia tapi juga melayani mahasiswa di 51 negara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi," kata Prof Ojat.

Pertemuan ini menjadi wadah penting berbagi pengetahuan dan perspektif, merangsang lahirnya berbagai inovasi, dan mempromosikan kolaborasi yang lebih erat antara pimpinan dan dosen serta peneliti universitas-universitas terbuka atau PTTJJ yang bernaung di OU5 untuk memajukan pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh di kawasan Asia Tenggara. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement