REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta buka suara soal proyek pembangunan polder atau kolam retensi di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Pasalnya, proyek pembangunan polder itu disebut mengakibatkan macet dan banjir.
Kepala Dinas SDA Ika Agustin Ningrum mengakui proyek pembangunan polder di Tanjung Barat sempat ramai di masyarakat. Sebab, proyek pembangunan polder itu dianggap menimbulkan kemacetan dan banjir.
"Tanjung Barat kemaren sudah tembus. Ramai yah? Sudah tembus kemaren di Kali Ciliwung. Baru tembus dua pekan yang lalu. Ya mnta maaf yah," kata dia di kawasan Puncak, Bogor, Kamis (25/4/2024).
Ia mengatakan, proyek pembangunan polder itu terkendala lantaran menggunakan metode jacking atau pemasangan pipa di bawah permukaan jalan. Namun, proses pemasangan pipa itu disebut telah selesai.
"Bulan depan insya Allah finishing," kata dia.
Ia mengatakan, pembangunan polder di Tanjung Barat itu merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengatasi banjir. Selain itu, pada 2024, pihaknya juga akan membangun polder di berbagai lokasi lainnya.
"Yah 2024 itu polder itu ada di Kali Sepatan Cilincing, terus ada di sekitaran Taman Ratu, IKPN (Bintaro), terus meneruskan yang tertunda di Tipala (Jakarta Timur), terus mengaktifkan lagi pompa yang di JGC (Jakarta Garden City, Cakung), itu aja kurang lebih," kata dia.
Ia menambahkan, untuk polder yang dibangun di Kemang, Jakarta Selatan, ditargetkan sudah dapat beroperasi pada Juli atau Agustus 2024. Selain itu, Waduk Rawa Malang diperkirakan Juli sudah beroperasi.