Jumat 26 Apr 2024 13:53 WIB

World Water Forum Bentuk Kemitraan Konservasi Air Global

Forum tersebut akan berperan dalam membuka diskusi global.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Logo World Water Forum ke-10 2024 terpampang di Bundaran HI, Jakarta.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Logo World Water Forum ke-10 2024 terpampang di Bundaran HI, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelaran World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024 akan dapat membentuk kemitraan strategis dan kolaboratif untuk inisiatif konservasi air global. Staf Khusus (Stafsus) Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali mengatakan World Water Forum ke-10 di Bali berperan memperkuat kerja sama internasional. 

"Melalui forum ini, negara-negara dapat membentuk kemitraan strategis dan kolaboratif untuk mendukung inisiatif konservasi air global," ujar Firdaus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Baca Juga

Firdaus juga mengatakan forum tersebut akan berperan dalam membuka diskusi global. World Water Forum menyediakan platform bagi para pemangku kepentingan dari berbagai negara dan latar belakang untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya air. 

Kemudian, mendorong Inovasi, yang mana Bali sebagai tuan rumah dapat menginspirasi inovasi dalam teknologi pengelolaan air yang berkelanjutan, dan mempromosikan implementasinya kepada dunia. Seperti melalui sistem Subak yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu kekayaan warisan dunia dalam sistem irigasi berbasis komunitas.

"World Water Forum ke-10 di Bali juga untuk merumuskan kebijakan. Forum ini memberikan kesempatan untuk merumuskan atau memperbaharui kebijakan yang mendukung konservasi air dan pengelolaan sumber daya air yang efisien dan efektif," ucap Firdaus.

Firdaus menyampaikan World Water Forum akan bisa berperan meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya konservasi air, dan tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Forum air terbesar dunia yang digelar di Badung, Bali berfokus pada empat hal, yakni konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.

"Sebanyak 244 sesi diharapkan akan memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia," kata Firdaus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement