REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Stasiun Geofisika Kelas II Pasuruan mencatat total 175 aktivitas gempa bumi dalam sepekan, yang getarannya melanda wilayah Jawa Timur (Jatim). Aktivitas kegempaan itu tercatat pada periode 19 April-25 April 2024.
“Gempa yang terjadi didominasi oleh gempa dangkal di selatan Jawa, dengan magnitudo (M) 3 ke bawah, sebanyak 141 kejadian,” kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Pasuruan, Rully Oktavia Hermawan, Sabtu (27/4/2024).
Selain itu, terdata gempa M 3 sampai M 4, sebanyak 29 kejadian, dan gempa di atas M 4, ada lima kejadian. Rully mengatakan, ada empat kejadian yang getarannya sampai dirasakan masyarakat. Salah satunya gempa M 4,9 pada 22 April 2024, yang berpusat di laut 77 kilometer arah tenggara Cilacap.
Pada hari yang sama dilaporkan kejadian gempa bumi M 3,3, dengan pusat di darat, tujuh kilometer arah barat laut Bojonegoro. Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), getaran gempa tersebut dirasakan di wilayah Bojonegoro dan Tuban, dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah).
Masih di 22 April 2024, dilaporkan gempa M 4,8 di wilayah Samudra Hindia selatan Jawa Kabupaten Trenggalek. Getaran gempa tersebut dilaporkan dirasakan, antara lain di wilayah Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, dan Kepanjen, dengan skala intensitas II-III MMI. Getaran dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang) juga dirasakan, antara lain di wilayah Blitar.
Kemudian, pada 24 April 2024, dilaporkan terjadi gempa M 4,2 di Laut Bawean. Guncangan gempa bumi itu dirasakan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, dengan intensitas III-IV MMI (getaran dirasakan banyak orang, perabotan rumah terguncang seperti truk yang menabrak bangunan). Rully mengatakan, pada sejumlah kejadian gempa itu tidak berpotensi tsunami.