REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Musa as merupakan Nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi. Ulul azmi merupakan gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan khusus karena ketabahan dan kesabarannya yang luar biasa dalam menyebarkan agama Allah.
Ketabahan dan kesabaran Nabi Musa dalam mengajak Bani Israil untuk menyembah Allah swt banyak diceritakan dalam Alquran, sebagai pembelajaran bagi umat manusia. Namun, sayangnya, Bani Israil selalu membangkang kendati Nabi Musa berkali-kali menunjukkan mukjizatnya agar mereka menyembah Allah.
Dikutip dari buku Doa Ajaran Ilahi oleh Anis Masykhur dan Jejen Musfah, dalam Alquran disebutkan, sekembalinya Nabi Musa, ia mendapati kaumnya kembali kepada kekafiran. Kaum Nabi Musa membuat anak lembu dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka.
Kemudian, mereka menyembahnya, padahal anak lembu itu tidak bisa memberi mereka petunjuk. Hal ini telah digambarkan oleh Allah dalam firman-Nya, "Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sesembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim”. (QS Al ‘Araf 148)
Musa marah dan bersedih hati, sambil berkata, "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?"
Musa pun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, meminta pertanggungjawaban saudaranya itu. Akan tetapi, Harun berargumen, "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim."
Atas kejadian ini, Nabi Musa berdoa...