Sabtu 27 Apr 2024 19:59 WIB

Kemendikbud: Dunia Sastra RI Kehilangan Penyair Sehebat Joko Pinurbo  

Penyair terkemuka Joko Pinurbo dikabarkan meninggal dunia di usianya yang ke-61 tahun

Red: Gita Amanda
Penyair Joko Pinurbo.
Foto: Antara
Penyair Joko Pinurbo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan dunia sastra Tanah Air sangat kehilangan sosok penyair hebat seperti Joko Pinurbo yang semasa hidupnya telah meraih banyak penghargaan.

“Atas nama pimpinan Badan Bahasa, Kemendikbudristek, kami ikut berbela sungkawa atas meninggalnya Joko Pinurbo,” kata Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan Bahasa Kemendikbudristek Muhammad Abdul Khak, di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

Penyair terkemuka Joko Pinurbo dikabarkan meninggal dunia pada usianya yang ke-61 tahun di kota tempat tinggalnya, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Abdul menuturkan, beragam penghargaan yang didapat oleh Joko Pinurbo merupakan bukti dan pengakuan atas karya-karya hebatnya di dunia sastra Indonesia.

Menurut Abdul, puisi-puisinya yang memadukan narasi, humor, dan ironi menjadi salah satu ciri yang khas dari karya-karya sastra Joko Pinurbo sehingga mampu diterima oleh banyak masyarakat Indonesia. “Tentu kami merasa sangat kehilangan seorang pemuisi berbakat yang sudah mendapatkan banyak penghargaan. Selamat jalan, Bang Jokpin, semoga dilempangkan jalanmu,” katanya.

Sebagai informasi, penyair legendaris Joko Pinurbo atau yang biasa dipanggil Jokpin dan lahir pada 11 Mei 1962 meninggal dunia pada Sabtu (27/4) pada pukul 04.30 WIB. Beberapa karya yang dilahirkan oleh Joko Pinurbo di antaranya adalah Celana (1999), Di Bawah Kibaran Sarung (2001), Pacarkecilku (2002), Kepada Cium (2007), Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016), Perjamuan Khong Guan (2020), Kabar Sukacinta (2021), dan Epigram 60 (2022).

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْانْهٰرُۚ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَاۗ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ اَنْ هَدٰىنَا اللّٰهُ ۚ لَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۗ وَنُوْدُوْٓا اَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ اُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran.” Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan.”

(QS. Al-A'raf ayat 43)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement