Ahad 28 Apr 2024 15:33 WIB

Polisi AS Lanjutkan Penindakan Keras di Kampus-Kampus AS

Kandidat presiden dari Partai Hijau, Jill Stein ikut ditangkap.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Pendukung rakyat Palestina menggelar unjuk rasa menuntut penghentian tindakan keras terhadap demonstrasi solidaritas Palestina di kampus universitas-universitas AS, dekat Kedutaan Besar AS di Seoul.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Pendukung rakyat Palestina menggelar unjuk rasa menuntut penghentian tindakan keras terhadap demonstrasi solidaritas Palestina di kampus universitas-universitas AS, dekat Kedutaan Besar AS di Seoul.

REPUBLIKA.CO.ID, MISSOURI -- Surat kabar St Louis Post Dispatch melaporkan, lusinan mahasiswa Washington University di St Louis, Missouri, ditangkap saat menggelar unjuk rasa memprotes perang Israel di Gaza. Dalam situsnya harian itu mengatakan belum diketahui jumlah pasti orang yang ditangkap, tapi termasuk kandidat presiden dari Partai Hijau, Jill Stein.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Missouri mengecam penangkapan tersebut. "(Penangkapan ini) respon keras terhadap protes damai," kata lembaga advokasi hak muslim di Amerika Serikat (AS) tersebut seperti dikutip dari Aljazirah, Sabtu (27/4/2024).  

Baca Juga

CAIR Missouri mengatakan mahasisiwa 'harus diizinkan untuk menggunakan hak Amandemen Pertama mereka dan menentang genosida Israel, pembersihan etnis dan pemaksaan kelaparan di Gaza.' Sementara itu mahasiswa-mahasiswa dari universitas lain optimistis aksi mereka akan membuahkan hasil untuk tujuan Palestina. "Ayah saya dari Sherman, Texas dan ibu saya dari Nablus, Palestina, saya tumbuh di Dallas, Texas, sepanjang hidup saya, namun saya telah melakukan perjalanan ke dan dari Palestina sepanjang hidup saya,” kata mahasiswa teknik sipil University of Austin, Mustafa Yowell.

"Saya mencintai kedua tempat itu. Saya bangga dari mana saya berasal," tambahnya. Yowell yang merupakan mahasiswa tahun ketiga mengatakan ia tidak mendukung Hamas yang melakukan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober 2023. Ia menegaskan protes pro-Palestina bukan anti-semitisme atau mendukung penumpasan orang Yahudi.

"Tujuan utama kami adalah untuk membuka mata orang-orang dan membuat Universitas Texas melakukan divestasi, berhenti mengirim uang ke Israel dan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang mendapatkan keuntungan dari perang seperti Raytheon dan Lockheed Martin," katanya.

"Orang-orang mulai melihat sekarang dan saya optimis akan hal itu. Tidak pernah ada mata yang memperhatikannya seperti ini sebelumnya, tidak pernah. Seumur hidup saya, orang-orang tidak pernah peduli seperti ini dan ini akan terus meningkat dari sini," tambah Yowell. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement