Ahad 28 Apr 2024 19:08 WIB

Diplomat: Bantuan AS Wujud Kepanikan akan Jatuhnya Rezim Zelenskyy

Kepanikan tersebut muncul karena Rusia terbukti berhasil menargetkan tank AS.

Red: Setyanavidita livicansera
Tank M1A1 Abrams melintas di Pusat Latihan Pertempuran Marinir (Puslatpurmar) 5 Baluran, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (6/9/2023). Peserta latihan gabungan bersama Super Garuda Shield 2023 melakukan persiapan personell dan material tempur untuk operasi darat pada Ahad (10/9).
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Tank M1A1 Abrams melintas di Pusat Latihan Pertempuran Marinir (Puslatpurmar) 5 Baluran, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (6/9/2023). Peserta latihan gabungan bersama Super Garuda Shield 2023 melakukan persiapan personell dan material tempur untuk operasi darat pada Ahad (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Percepatan bantuan militer senilai 6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan di kongres karena rezim Zelenskyy mulai runtuh. Hal ini diungkapkan, diplomat veteran Inggris Peter Ford kepada Sputnik.

Ford, yang juga mantan duta besar dan komentator politik itu, lebih lanjut mengungkapkan kepanikan tersebut muncul di tengah laporan pesawat tak berawak (UAV) atau drone Rusia kini terbukti berhasil menargetkan dan menghancurkan tank tempur Abrams yang dipasok oleh AS.

Baca Juga

"Ketergesaan untuk mengucurkan dana miliaran dolar untuk Ukraina menunjukkan kekhawatiran AS atas situasi mengerikan yang dihadapi negara kliennya di medan perang," kata Ford, Jumat, (26/4/2024). 

Pada Selasa, (23/4/2024), Senat AS mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) senilai 95 miliar dolar AS atau sekira Rp 1.540 triliun yang memuat bantuan senilai 61 miliar dolar AS terkait Ukraina, termasuk melalui pinjaman. Presiden Biden langsung menandatangani RUU itu menjadi undang-undang pada hari berikutnya.