Senin 29 Apr 2024 06:45 WIB

Awalnya Cuma Kayak Jerawat Kecil, Tumor di Wajah Pria AS Terus Tumbuh, Bikin Susah Nengok

Tumor di wajah pria AS itu akhirnya diangkat setelah 16 tahun.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang pria asal AS bernama Tim menderita adenoma pleomorfik di pipinya. Tumornya tumbuh seberat 2,2 kg setelah 16 tahun.
Foto: Dok Youtube
Seorang pria asal AS bernama Tim menderita adenoma pleomorfik di pipinya. Tumornya tumbuh seberat 2,2 kg setelah 16 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria asal Scottsdale, Arizona, AS, bernama Tim pernah menderita tumor seukuran semangka di area wajahnya. Awalnya, tumor itu hanya berbentuk jerawat kecil, namun kemudian terus membesar.

Para ahli bedah khawatir tumor itu akan membuat wajah pasien menjadi lumpuh saat dioperasi. Ukuran tumor telah berukuran 2,2 kilogram setelah 16 tahun.

Baca Juga

Akibat kondisi itu, Tim kerap mengalami sakit kepala yang berdenyut-denyut setiap hari dan merasa ada sesuatu yang robek. Pada acara "TLC's Take My Tumor", Tim menggambarkan perjuangannya untuk makan, berpakaian, mandi, dan sulitnya menoleh.

"Awalnya ada jerawat kecil di telinga saya pada 2007," kata Tim, seperti dilansir The Sun, Senin (29/4/2024).

Tim yang berprofesi sebagai mekanik mobil itu sempat menangani jerawatnya sebelum membesar. Namun, itu tidak berhasil dan jerawatnya malah bertambah besar hingga seukuran kacang polong.

"Suatu pagi saya bangun dan ukurannya sebesar Super Ball kecil," kata Tim.

Mencari tahu soal kondisinya di internet, Tim kemudian menduga itu adalah kista sebaceous. Kista ini merupakan benjolan bulat tidak berbahaya yang biasanya berisi cairan atau nanah, dan kerap muncul di wajah, leher, dada atau punggung.

Kista sebaceous biasanya tidak memerlukan pengobatan, kecuali menyebabkan infeksi atau mengganggu kehidupan sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu, benjolan Tim semakin membesar, mulai dari sebesar bola raket, bola tenis, hingga seukuran semangka.

"Pada dasarnya, itu adalah pembuluh darah dan tulang rawan yang saling terkait dalam suatu massa mati," kata Tim.

Tim menderita sakit kepala tegang akibat beratnya tumor yang menarik wajah dan lehernya, rasanya mulai dari "ringan sampai digambarkan sangat menyakitkan". Ini tergantung pada seberapa banyak dia bergerak sepanjang hari.

Ada kalanya, Tim merasa ada sesuatu yang tertarik atau robek ketika ia bergerak. Tim selalu mengkhawatirkan kebersihan tumornya itu dan berusaha menghindari luka terbuka akibat gesekan.

Pembesaran tumor tersebut mulai menyulitkan Tim untuk berpakaian karena bajunya harus diregangkan agar bisa melewati tumornya. Sementara itu, pria 62 tahun itu hanya bisa makan sambil berdiri, sebab tumornya bisa mengenai meja atau makanannya.

Tim juga sulit tidur. Dia harus memosisikan tumornya agar tidak menekan lehernya.

Dioperasi setelah 16 tahun ...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement