REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Masyarakat perlu mewaspadai pola demam berdarah dengue (DBD). Pola demamnya menyangkut penurunan suhu tubuh pada hari keempat diikuti dengan melemahnya kondisi pasien.
"Artinya, turunnya demam bukan pertanda baik, namun bisa jadi masuk ke tahap syok, juga yang berisiko pada kematian bila tidak ditangani dengan cepat," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang dr Dini Anggraeni di Tangerang, Banten, Sabtu (27/4/2024).
Dokter Dini mengatakan DBD penyakit disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejala awal DBD sering kali mirip dengan gejala flu biasa, namun dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami tanda-tanda yang dapat mengindikasikan seseorang terkena DBD. Dokter Dini menjelaskan, ada beberapa tanda terjangkit DBD berupa demam tinggi secara mendadak.
Suhu tubuh yang meningkat secara tiba-tiba biasanya menjadi indikasi pertama infeksi virus dengue. Selain itu, kondisi demam ini dapat naik hingga 40 derajat Celsius atau lebih dan sering kali disertai dengan menggigil lalu ada nyeri kepala atau belakang bola mata serta nyeri sendi dan otot.
Rasa sakit ini, lanjut dr Dini, dapat terlokalisasi di area sendi-sendi besar, seperti lutut dan pergelangan tangan atau kaki. Nyeri otot yang hebat juga dapat dirasakan di seluruh tubuh.
Selain itu, ruam kulit dapat muncul dalam bentuk bintik-bintik merah yang menyebar di seluruh tubuh. Ruam ini biasanya tidak gatal tetapi tanda penting untuk mengidentifikasi DBD.