Senin 29 Apr 2024 12:58 WIB

Moskow Ancam Barat Bila Sentuh Aset Rusia 

AS dan sekutunya melarang transaksi dengan bank sentral dan kementerian Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengancam akan ada respon "keras" bila Barat menyita aset-aset Rusia yang dibekukan. Moskow berjanji akan ada gugatan hukum "tanpa akhir" dan tindakan balasan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Rusia tidak akan mundur dari wilayah yang direbut dari Ukraina untuk ditukar dengan aset-asetnya yang dibekukan. "Tanah air kami tidak dijual," kata Zakharova di aplikasi kirim-pesan Telegram, Ahad (28/4/2024).

Baca Juga

"Aset-aset Rusia tidak boleh disentuh jika disentuh maka akan respon keras terhadap pencurian yang dilakukan Barat. Di Barat sudah banyak yang paham dengan ini, sayangnya tidak semuanya," tambahnya.

Dalam merespon perang Rusia di Ukraina, Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya melarang transaksi dengan bank sentral dan kementerian keuangan Rusia serta memblokir aset Rusia di Barat senilai 300 miliar dolar AS. Sebagian besar berada di institusi Eropa bukan Amerika.

Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan terdapat masih banyak uang Barat di Rusia yang dapat digunakan untuk langkah balasan. “Prospek gugatan hukum (terhadap penyitaan aset Rusia) akan terbuka lebar, Rusia akan mengambil keuntungan dari hal tersebut dan akan terus membela kepentingannya,” kata Peskov.

Sebelumnya pada Kamis (23/4/2024) lalu Kantor berita RIA melaporkan Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan Rusia mempertimbangkan menurunkan tingkat hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat (AS). Bila pemerintah negara-negara Barat melanjutkan proposal untuk menyita aset-aset Rusia yang dibekukan.

Ryabkov mengatakan Moskow akan membalas melalui sektor ekonomi dan politik bila aset-asetnya dibekukan. "Tentu salah satu opsinya adalah menurunkan tingkat hubungan diplomasi, banyak perwakilan tinggi di pemerintahan kami yang sudah berbicara mengenai respon finansial, ekonomi dan material kami pada langkah (penyitaan) ini, yang kami peringatkan kepada lawan-lawan kami, seperti sebelumnya, untuk tidak melakukannya," kata Ryabkov.

"Saat ini kami mempelajari bentuk reaksi yang optimal, di mana langkah balasan termasuk tindakan terhadap aset-aset lawan-lawan Barat kami serta langkah-langkah tanggapan diplomatik," tambahnya.

Dia tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan menurunkan tingkat hubungan diplomatik. Kremlin telah mengkarakterisasi kondisi hubungan saat ini dengan Amerika Serikat sebagai "di bawah nol", meskipun tidak ada penurunan hubungan resmi yang terjadi sejak perang Ukraina dimulai. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement