Senin 29 Apr 2024 14:50 WIB

Aksi Unjuk Rasa Pro Palestina di Kampus Menarik Perhatian Gedung Putih

Biden menyadari banyak rakyat AS yang memiliki perasaan kuat mengenai perang Israel.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Seorang imam salat memberikan khotbah di depan perkemahan mahasiswa di Sproul Hall di kampus Universitas California Berkeley di Berkeley, California, AS, Jumat, (26/4/2024).
Foto: EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
Seorang imam salat memberikan khotbah di depan perkemahan mahasiswa di Sproul Hall di kampus Universitas California Berkeley di Berkeley, California, AS, Jumat, (26/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Aksi unjuk rasa pro Palestina di kampus-kampus seluruh Amerika Serikat (AS) menarik perhatian Gedung Putih. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby mengatakan, Presiden Joe Biden menyadari banyak rakyat AS yang memiliki perasaan kuat mengenai perang Israel di Gaza.

"Ia menghormati itu dan seperti yang sudah ia sampaikan berulang kali, kami menghormati hak menggelar unjuk rasa damai," kata Kirby di stasiun televisi ABC News, Ahad (28/4/2024). "Masyarakat harus memiliki kemampuan untuk mengutarakan pandangan dan membagikan perspektif mereka ke publik, tapi harus damai," katanya menambahkan.

Baca Juga

Pada saat yang sama, kata Kirby, presiden mengecam anti Semitisme dan ujaran kebencian. Pekan lalu University of Southern California (USC) mengumumkan akan membatalkan acara wisuda utama setelah membatalkan pidato kelulusan mahasiswi berprestasi, Asna Tabassum yang merupakan seorang muslim.

Tabassum mengatakan, ia dibungkam oleh kebencian terhadap Palestina. Sementara itu dikutip dari The Hill, Walikota Los Angeles Karen Bass mengatakan ia yakin pembatalan pidato kelulusan yang akan dihadiri lebih dari 65 ribu orang merupakan keputusan yang harus diambil.

“Saya yakin itu adalah keputusan yang harus mereka ambil. Mereka memperkirakan sekitar 65.000 orang di kampus, dan mereka merasa tidak aman,” kata Bass di program State of the Union stasiun televisi CNN.

Ia menambahkan mahasiswa yang tidak bisa hadir pada wisuda di USC kemungkinan besar juga tidak menghadiri wisuda SMA akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020. “Yah, seperti yang Anda tahu, mereka tidak membatalkan semuanya. Jadi, wisuda utama dibatalkan tetapi masing-masing sekolah ada wisudanya juga. Jadi, ada banyak upacara yang akan diadakan, tapi seperti yang Anda katakan, saya juga berpendapat mereka melewatkan wisuda empat tahun lalu, tapi semoga sekolah masing-masing bisa berjalan dengan damai,” kata Bass. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement