REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa puing-puing yang berserakan dengan jumlah yang besar, persenjataan yang belum meledak yang ditinggalkan akibat perang Israel di Jalur Gaza mungkin membutuhkan waktu sekitar 14 tahun untuk disingkirkan.
Kampanye militer Israel yang melawan kelompok bersenjata Hamas, yang berkuasa di Gaza telah mengurangi sebagian besar wilayah pesisir yang sempit dan berpenduduk 2,3 juta orang menjadi gurun yang menjadikan sebagian warga sipil kehilangan tempat tinggal, kelaparan, dan beresiko terkena penyakit.
Perwira Tinggi di United Nations Mine Action Service (UNMAS), Pehr Lodhamar, mengatakan di sebuah pertemuan di Jenewa bahwa perang tersebut telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah perkotaan dan padat penduduk.
Pehr menjelaskan bahwa meskipun tidak mungkin untuk menentukan jumlah pasti persenjataan yang belum meledak yang ditemukan di Jalur Gaza. Hal tersebut diperkirakan diperlukan waktu 14 tahun dalam kondisi tertentu untuk membersihkan puing–puing, termasuk puing–puing dari bangunan yang hancur.
“Kita tahu bahwa biasanya ada tingkat kegagalan setidaknya 10 persen dari amunisi layanan darat yang ditembakkan dan gagal berfungsi, kita berbicara tentang 14 tahun kerja dengan 100 truk,” kata Pehr, dilansir dari GulfNews, Senin (29/04/2024).
Terdapat persenjataan yang belum sempat meledak pada serangan yang telah diluncurkan yang memungkinkan akan meledak sewaktu–waktu dan akan mengakibatkan puing–puing akan makin banyak berhamburan. Hal itulah yang akan mengakibatkan pembersihan puing–puing makin terhambat.
Hamas memicu perang dengan serangan mendadak ke Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang, menurut perhitungan Israel. Hamas diyakini masih menyandera 129 dari 253 sandera yang disandera pada 7 Oktober. Sedangkan, setidaknya 34.305 warga Palestina telah tewas dan 77.293 terluka dalam serangan militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Akibat konflik yang dilakukan kedua belah pihak mengakibatkan bangunan–bangunan hancur, susahnya mencari pasokan makanan, dan banyak korban yang meninggal dunia.