Senin 29 Apr 2024 22:26 WIB

Serangan Al Houthi di Yaman Bukan Ancaman Bagi Arab Saudi

Kelompok Houthi telah memicu serangan balasan dari Amerika.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
Pendukung Houthi.
Foto: AP Photo/Osamah Abdulrahman
Pendukung Houthi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan yang dilakukan militan Al Houthi Yaman terhadap pelayaran Laut Merah tidak menimbulkan ancaman terhadap resor di pesisir Saudi, kata Menteri Pariwisata Arab Saudi. 

“Apa yang terjadi terjadi di ujung Laut Merah, di ujung paling selatan Laut Merah, semua proyek kami di Laut Merah atau NEOM berada di tengah dan utara Laut Merah, jauh dari konflik, dan jelas bukan target Houthi,” kata Menteri Pariwisata Arab Saudi, Ahmed Al Khateeb, dilansir dari GulfNews, Senin (29/04/2024).

Baca Juga

Arab Saudi membuat koalisi militer internasional melawan Houthi pada tahun 2015, meskipun gencatan senjata sebagian besar telah dilaksanakan selama dua tahun terakhir. 

Sejak saat itu, Kerajaan Arab Saudi berupaya membuka diri terhadap pariwisata internasional yang dianggap sebagai mesin penting dalam agenda reformasi ekonomi 2030 yang dimaksudkan untuk mempersiapkan negara pengekspor minyak mentah terbesar di dunia itu menghadapi masa depan pasca-minyak.

Dalam beberapa bulan terakhir, Arab Saudi telah mulai menerima tamu di dua resor sebagai bagian dari pengembangan pesisir Global Laut Merah. Sementara itu, pulau kapal pesiar mewah Sindalah bagian dari kota besar NEOM yang futuristik diperkirakan akan selesai pada akhir tahun ini.

Para pejabat Saudi juga berharap dapat menarik lebih banyak wisatawan ke wilayah pegunungan selatan kerajaan itu yang merupakan bagian dari negara di mana beberapa diplomat dilarang terbang karena ancaman serangan Houthi.

Kelompok Houthi yang merebut ibu kota Yaman, Sana'a pada tahun 2014, mulai menargetkan kapal–kapal pengiriman di Laut Merah pada bulan November sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina. Kampanye mereka dilakukan sebagai respons terhadap perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, yang dipicu oleh serangan militan Palestina yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober.

Serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi telah memicu serangan balasan dari Amerika Serikat dan Inggris sejak bulan Januari dan mendorong pasukan angkatan laut Barat untuk dikerahkan untuk melawan serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi rute komersial yang sibuk. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement