REPUBLIKA.CO.ID, LEBONG -- Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, meminta warga setempat mewaspadai ancaman bencana alam hidrometrologi berupa banjir dan tanah longsor di wilayah itu. Kepala Pelaksana BPBD Lebong Tantomi mengatakan setelah kejadian banjir bandang yang melanda delapan kecamatan di Lebong pada 16 April lalu, beberapa kejadian bencana alam lainnya juga terjadi di wilayah itu berupa tanah longsor dan jalan amblas.
"Dampak dari cuaca ekstrem ini menyebabkan kejadian banjir bandang, kemudian tanah longsor, dan jalan ambles. Warga Kabupaten Lebong yang berdiam di sejumlah lokasi rawan bencana kita imbau untuk selalu waspada," kata dia, Senin (29/4/2024).
Dia menjelaskan bencana alam hidrometrologi akibat dampak dari cuaca ekstrem ini kendati tidak memakan korban jiwa, namun telah menyebabkan kerugian materi yang cukup besar akibat rusaknya pemukiman warga, sarana publik, akses transportasi masyarakat berupa jalan maupun jembatan, areal pertanian, ternak dan lainnya. Sejauh ini berdasarkan pendataan yang dilakukan pihaknya di lapangan, kata dia, terdapat 84 titik, terdiri atas 45 titik rawan banjir tersebar dalam wilayah Kecamatan Lebong Utara, Amen, Uram Jaya.
Selanjutnya di wilayah Kecamatan Pelabai, Lebong Atas, Pinang Belapis, Lebong Tengah, Lebong Sakti, Bingin Kuning, Lebong Selatan, dan di wilayah Kecamatan Rimbo Pengadang. Kemudian untuk daerah rawan tanah longsor terdapat 39 titik yang tersebar di Kecamatan Lebong Utara, Pelabai, Lebong Atas, Pinang Belapis, Lebong Tengah, Lebong Sakti, Lebong Selatan, Rimbo Pengadang serta Kecamatan Topos.
Sebelumnya hujan deras yang terjadi di wilayah Kabupaten Lebong pada 15-16 April telah menyebabkan banjir bandang akibat luapan Sungai Ketahun, sebanyak 29 desa/kelurahan dalam delapan kecamatan terdampak yakni Kecamatan Topos, Rimbo Pengadang, Bingin Kuning, Lebong Sakti, Uram Jaya, Amen dan Kecamatan Lebong Utara.
Lalu pada Jumat (26/4/2024) sore menyebabkan tanah longsor di Desa Talang Ratu dan Kelurahan Rimbo Pengadang, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong. Akses ini kemudian bisa dibuka pada malam harinya setelah dua unit alat berat diturunkan dari Pemkab Lebong dan satu lagi bantuan dari Pemkab Rejang Lebong.
Kejadian tanah longsor ini terjadi kembali pada Sabtu (27/4/2024) dini hari dengan panjang mencapai 50 meter dan ketebalan 50 meter. Akses jalan penghubung dua kabupaten ini baru bisa terbuka setelah hampir seharian tertutup material longsor.