FILMUSIKU.com — Serial “Queen of Tears” mencapai akhir episodenya dan berakhir bahagia sesuai ekspektasi dan harapan para penontonnya. Melihat akhir yang manis, penonton akan diajak flashback pula dimulai dari konflik muncul hingga akhir bahagia, yang memberikan gambaran pernikahan secara menyeluruh.
Memutuskan untuk menikah, apakah perlu merasa khawatir? Apakah harus menunggu siap dan harus tumbuh dulu rasa cinta? Namun apakah itu akan membuat pernikahan bahagia?
• Komunikasi adalah kunci pernikahan
Seperti kisah cinta pada umumnya, serial “Queen of Tears” berkisah tentang sepasang suami istri Baek Hyun Woo (Kim Soo Hyun) dan Hong Hae In (Kim Ji Won), yang menikah karena keduanya saling jatuh cinta. Konflik muncul di tahun ketiga pernikahan mereka, ketika Hae In hamil tetapi harus mengalami keguguran.
Diperlihatkan bahwa hati Hae In sangat hancur, hingga tak mampu mengontrol emosinya dan beradu pandangan dengan Hyun Woo. Hal itu membuat keduanya memilih untuk pisah ranjang tanpa ada perceraian. Hari-hari mereka dijalani saling diam tanpa bertegur sapa.
Tak kuat menghadapi sikap dingin Hae In serta mendahului egonya, Hyun Woo berencana menceraikan Hae In. Tetapi hal itu tidak pernah terjadi, karena Hae In didiagnosis mengidap kanker otak langka dan harapan hidupnya hanya tersisa tiga bulan lagi.
Ini mengajarkan pada penonton, bahwa pernikahan tidak akan pernah berjalan tanpa masalah. Kerap, pasangan muda tidak menyelesaikan masalah lantaran masih dikuasai ego. Sehingga enggan mengkomunikasikan masalah yang akhirnya terus bertambah, kemudian enggan mengalah yang akhirnya tak mengerti isi hati masing-masing.
Jangan sampai harus diberi kondisi mengerikan, baru bisa menumbangkan ego. Justru, dalam keadaan sehat dan bisa berpikir jernih, segera lah bicarakan permasalahan yang ada.
• Jangan tinggal bersama mertua
Tinggal bersama mertua, dalam kasus Hyun Woo atau pernikahan mana pun, adalah hal yang salah. Dua kepala keluarga, di mana pihak mertua sudah punya aturan-aturan sejak lama, sementara sang menantu ingin menerapkan aturan-aturan baru untuk keluarga kecilnya. Ini akan sangat sulit disatukan.
Apalagi, Hyun Woo menikahi anak dari konglomerat Queens Group dan bekerja sebagai ‘karyawan’ di keluarga mereka. Meskipun Hyun Woo sangat dihormati keluarga Hae In karena kecerdasannya, namun dalam tradisi yang mengharuskan suami memasak di dapur saat acara besar, memperlihatkan bahwa Hyun Woo tetap berada di bawah mereka.
• Act of service suami jadi penentu
Bumbu-bumbu cemburu hingga sikap romantis kepada pasangan, akan membuat pernikahan lebih menggugah. Dan yang utama, suami sebagai kepala keluarga, harus memimpin keluarganya se-powerful apapun istrinya. Hae In yang sangat keras kepala saja akan luluh, jika memang sang suami mengarahkannya dengan benar serta memberikan rasa percaya dan perlindungan.
Seperti saat Hyun Woo meyakinkan Hae In untuk menjalankan operasinya di Jerman, Hae In sempat menolak keras karena efek buruknya adalah ia akan hilang ingatan. Tetapi dengan ucapan Hyun Woo yang meyakinkan dan menyentuh hatinya, Hae In pun mau menjalankan operasi tersebut.
• Bahagia akan datang jika saling berdampingan
Ini yang kerap sering terlupa pada setiap pasangan, merasa paling superior dibanding pasangannya sendiri. Di awal serial “Queen of Tears”, penonton akan diperlihatkan bagaimana Hae In menjadi penentu dalam setiap keputusan yang akan dilakukan Hyun Woo. Hyun Woo tidak pernah diberi kesempatan untuk berpendapat.
Terlalu menuntut dan mengatur pasangan, rupanya tidak akan memuluskan hubungan pernikahan. Karena memang pernikahan dilakukan agar sejoli bisa berjalan berdampingan, bertukar pikiran, lalu bersepakat menentukan jalan mana yang akan dipilih menuju masa depan.
Lagi lagi, ini berkaitan pula dengan komunikasi. Jika semua diputuskan bersama secara besar hati, lihat saja, Hae In akhirnya sembuh, konflik keluarga juga selesai, bahkan mereka dikaruniai anak, dan hidup bahagia menua bersama.
Ikuti Whatsapp Channel Republika