REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM — Imam Masjid Al-Aqsa dan mantan Mufti Yerusalem dan Palestina, Sheikh Ikrime Sabri, memuji dukungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk Palestina. Ia juga mendesak negara-negara Islam untuk berkolaborasi dengan Turki melawan agresi Israel
Hal tersebut disampaikannya dalam pidato Konferensi Platform Yerusalem Inter-Parliamen ke-5 untuk sikap pemimpin Turki tentang Palestina.
Sabri memuji Erdogan atas pidatonya di Konferensi ke-5 Platform Yerusalem Antar-Parlemen dan menyerukan kerja sama dengan Turki.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, Sheikh Ikrime Sabri, yang juga menjabat sebagai Presiden Dewan Islam Tertinggi Yerusalem, menyatakan penghargaannya yang mendalam atas dukungan Presiden Erdogan yang tak tergoyahkan dan sikap positif terhadap perjuangan Palestina.
Sabri memuji komitmen Erdogan terhadap keadilan dan menggarisbawahi ketulusan upayanya untuk membela hak-hak rakyat Palestina.
'Negara-negara Islam harus bekerja sama dengan Turki'
"Kami menghargai sikap positif Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang berada di jalan yang benar. Itu berasal dari hati yang percaya pada kebenaran perjuangan Palestina," kata Sheikh Ikrime Sabri dilansir dari Turkiye News Paper pada Ahad (28/4/2024).
Sheikh Ikrime Sabri menekankan upaya diplomatik dan media Turki dalam mendukung perjuangan Palestina. Dia menggarisbawahi perlunya mengambil langkah lebih lanjut untuk melindungi hak-hak rakyat Palestina.
Menyerukan tindakan, Sheikh Sabri mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk bekerja sama dengan Turki untuk mengakhiri serangan terhadap Palestina.
Sabri menekankan perlunya membangun persatuan Islam melawan kampanye genosida Israel, mencatat dukungan luar biasa yang diterima Israel dari AS dan kekuatan Barat.
Jumlah korban tewas meningkat
Kehancuran yang ditimbulkan pada kehidupan Palestina oleh serangan tanpa henti Israel di Gaza, selama enam bulan terakhir telah mencapai tingkat yang mengejutkan dan memprihatinkan. Menurut laporan, lebih dari 76 ribu orang Palestina telah terluka dan lebih dari 34 ribu kehilangan nyawa mereka secara tragis.
Fakta bahwa hampir 14 ribu anak termasuk di antara yang tewas, menggarisbawahi dampak buruk dari kekerasan pada populasi Gaza yang paling rentan.
Keberatan situasi telah menyebabkan tuduhan "genosida" terhadap Israel oleh PBB. Dewan Keamanan, mencerminkan keparahan krisis kemanusiaan di Gaza.
Perkembangan terakhir telah mengungkap kengerian lebih lanjut dengan penemuan 392 mayat di kuburan massal di daerah yang sebelumnya diduduki oleh tentara Israel.
Terlepas dari semua perkembangan ini, serangan Israel, yang dimulai pada 7 Oktober, berlanjut dan Israel sedang mempersiapkan operasi darat terhadap Rafah, sebuah kota berpenduduk 1,4 juta warga sipil.