Selasa 30 Apr 2024 11:03 WIB

Rupiah Melemah Tunggu Hasil Rapat Federal Reserve

Rupiah turun 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp 16.270 per dolar AS.

Warga menukarkan uang rupiah terhadap uang dollar AS di Money Changer, Jakarta, Rabu (17/4/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menukarkan uang rupiah terhadap uang dollar AS di Money Changer, Jakarta, Rabu (17/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa turun di tengah pasar menantikan arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) melalui hasil rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) pada pekan ini. Pada awal perdagangan Selasa (30/4/2024) pagi, rupiah turun 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp16.270 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.255 per dolar AS.

"Rupiah hari ini diprediksi masih melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS pada kisaran Rp 16.250 sampai Rp 16.310 dipengaruhi oleh faktor eksternal menjelang pertemuan The Fed pada Kamis lusa yang akan menetapkan suku bunga," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Baca Juga

Rully memperkirakan suku bunga kebijakan bank sentral AS atau The Fed tidak berubah di 5,5 persen. Sementara, dari domestik, pelaku pasar masih menunggu data inflasi April 2024 yang diperkirakan akan lebih tinggi dibanding Maret 2024. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi IHK Maret 2024 tercatat sebesar 0,52 persen month to month (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3,05 persen year on year (yoy).

Inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement