Selasa 30 Apr 2024 15:50 WIB

BRI Optimistis Selesaikan Target Penyaluran KUR Lebih Cepat

Total alokasi KUR BRI tahun ini Rp 165 triliun.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Q2 2023 dan Ekspektasi Q3 2023
Foto: Dok Bank BRI
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Q2 2023 dan Ekspektasi Q3 2023

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI optimistis mampu menyelesaikan target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) lebih cepat untuk tahun ini.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 44,9 triliun per 16 April 2024 dari target sebesar Rp 165 triliun. "Kita sudah 27 persen selama tiga bulan, kalau dirinci, nanti Desember selesai, tercapai, malah lebih cepat, misal kita capai pada September," ujar Supari di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Baca Juga

Pemerintah sendiri mematok target penyaluran KUR 2024 sebesar Rp 300 triliun yang mana sebagian besar berasal dari BRI. Supari menyampaikan bunga KUR 2024 tercatat sebesar 16 persen yang mana pemerintah memberikan subsidi bunga sebesar 10 persen, sedangkan masyarakat sebesar enam persen. 

Supari menyebut beban bunga masyarakat saat ini telah kembali ke masa normal. Sebelumnya, lanjut Supari, pemerintah sempat menanggung seluruh bunga KUR pada saat pandemi. "Pada 2022 setelah pandemi, bunga (masyarakat) jadi tiga persen, subsidi pemerintah itu 13 persen. Sekarang sudah kenbali normal," kata Supari. 

Supari menyebut penyesuaian beban bunga masyarakat pada KUR sangat dinamis. Hal ini sangat tergantung dengan situasi dan juga kebijakan yang akan diambil pemerintah dalam melindungi para pelaku usaha. 

"Jika nanti ada situasi dan harus ada proteksi ya bisa jadi ada perubahan kebijakan, sangat situasional. Jangankan tiga persen, nol persen saja mungkin kalau situasi seperti kembali masa Covid-19," lanjut Supari.

 

Dorong Pelaku Usaha Naik Kelas

Supari mengatakan pemerintah memiliki komitmen untuk mendorong para nasabah KUR naik kelas. Atas dasar tersebut, lanjut Supari, pemerintah memberlakukan aturan masa maksimal penerimaan KUR hingga penyesuaian bunga KUR. 

"Dilakukan penyesuaian sehingga orang jangan nyaman KUR terus, tapi naik kelas. Siklusnya tidak boleh terus-terusan dan bunganya juga semakin naik mendekati komersial. Setelah itu didorong untuk percepatan graduasi," ujar Supari. 

Supari menyebut kebijakan yang diterapkan pada 2023 membuat pemerintah memangkas target penyaluran KUR dari sebelumnya sebesar Rp 470 triliun menjadi Rp 297 triliun pada tahun lalu. Supari mengatakan pemerintah juga memiliki program lain yang perlu mendapatkan perhatian di tengah keterbatasan anggaran. 

"Yang menikmati subsidi bukan yang itu-itu saja sehingga 2023 turun alokasinya menjadi Rp 290 triliun," kata Supari.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement