Selasa 30 Apr 2024 16:36 WIB

BNPB Pastikan tak Ada Korban Jiwa Akibat Erupsi Fase 2 Gunung Ruang

Erupsi fase 2 Gunung Ruang terjadi pada Selasa (30/4/2024) dini hari.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Tim Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) mengevakuasi seorang warga dari tempat penampungan ke rumah sakit di desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Ahad (21/4/2024). Sebanyak 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi akibat letusan Gunung Ruang.
Foto: EPA-EFE/BASARNAS
Tim Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) mengevakuasi seorang warga dari tempat penampungan ke rumah sakit di desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Ahad (21/4/2024). Sebanyak 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi akibat letusan Gunung Ruang.

 

 

Baca Juga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan tidak ada korban jiwa maupun korban luka-luka akibat erupsi fase ke dua Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. Erupsi kedua tersebut terjadi pada Selasa (30/4/2024) dini hari.

“Sampai Selasa sore ini pukul 15.55 WIB tidak ada laporan korban jiwa atau luka-luka akibat erupsi fase kedua itu,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Selasa.

Ia menyebutkan erupsi fase kedua Gunung Ruang yang terjadi pada dini hari tadi sekitar pukul 02.35 WITA lebih besar dibandingkan dengan aktivitas yang dua pekan sebelumnya. Hal demikian dibuktikan setelah posko tanggap darurat di Desa Apengsala, Tagulandang, yang berjarak tujuh kilometer di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) pun terdampak oleh material vulkanik berupa abu dan bebatuan kerikil.

Namun ia mengaku karena tingginya kesiapsiagaan masyarakat atas pengalaman sebelumnya dan masifnya upaya penanggulangan di wilayah terdampak, maka korban jiwa maupun luka-luka berhasil dinihilkan. “Jadi bermodalkan pengalaman dan tingginya kesiapsiagaan maka saat kejadian mereka sudah bisa melakukan evakuasi mandiri,” ujarnya.

BNPB memastikan upaya penanganan darurat pada dua wilayah yang paling terdampak akibat erupsi Gunung Ruang yakni Pulau Ruang dan Tagulandang dengan radius tujuh kilometer mendapat perhatian serius. Menurut dia, tim BNPB mengonfirmasi sebanyak dua desa di Pulau Ruang, Sitaro, sudah dalam keadaan kosong, tapi untuk wilayah Tagulandang proses evakuasi masih berlangsung karena beberapa warga yang sebelumnya mengungsi sudah terlanjur kembali.

“Proses masih berlangsung semuanya akan dievakuasi ke Pulau Siau dan ke Manado menggunakan penyeberangan kapal laut,” kata dia.

Selain itu BNPB juga mulai menyalurkan bantuan logistik tambahan berupa ribu paket bahan makanan pokok, barang kebutuhan sandang (selimut, tenda), hingga alat kesehatan (masker dan obat-obatan), ke posko pengungsian di Pulau Siau dan Manado. Sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menetapkan status Gunung Ruang naik menjadi Level IV (Awas) dari sebelumnya berada Level III (Siaga).

Peningkatan status tersebut dilakukan setelah gunung stratovolcano itu kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari atas puncak yang disertai suara gemuruh dan gempa yang dirasakan secara terus menerus, Selasa pagi pukul 02.35 WITA. PVMBG merekomendasikan untuk segera mengevakuasi warga yang berada pada radius enam-tujuh kilometer dari pusat kawah aktif Gunung Ruang (Tagulandang dan sekitarnya) yang sama sekali tidak boleh ada aktivitas apapun. Khususnya bagi mereka yang bermukim di dekat kawasan pantai yang berpotensi terdampak lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan potensi tsunami akibat runtuhnya sebagian tubuh gunung ke dalam laut.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement