Selasa 30 Apr 2024 17:49 WIB

Studi: Kemacetan di Inti Galaksi Bisa Sebabkan Tabrakan Lubang Hitam

Perputaran lubang hitam bisa menimbulkan kemacetan lintasan kosmik.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Sagitarius A*, lubang hitam supermasif galaksi Bima Sakti.
Foto: republika
Sagitarius A*, lubang hitam supermasif galaksi Bima Sakti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perputaran lubang hitam supermasif di inti galaksi bisa menyebabkan terjadinya kekacauan pada lintasan kosmik. Secara integral, situasi ini dapat memperlambat orbit dari lubang hitam lain yang memiliki bobot setara bintang. Akibatnya, tabrakan antar-lubang hitam bisa menjadi tak terhindarkan.

Seperti diketahui, setiap galaksi berukuran besar "dihuni" oleh lubang hitam supermasif pada bagian intinya. Perilaku lubang hitam supermasif yang terus berputar-putar bisa mempengaruhi benda-benda angkasa lain di sekitarnya, mulai dari piringan materi yang menjadi "makanan" lubang hitam, bintang dan sistem tata suryanya, hingga lubang hitam lain yang berukuran lebih kecil dan memiliki massa setara bintang.

Baca Juga

Perputaran lubang hitam ini juga bisa menimbulkan "kemacetan" di lintasan kosmik yang kemudian memperlambat orbit dari sejumlah lubang hitam lain yang memiliki massa setara bintang. Lubang hitam-lubang hitam yang terdampak ini bisa terdorong dan bertabrakan, melebur, lalu membentuk sebuah lubang hitam baru yang lebih besar.

Karena pengaruh grafitasi dari lubang hitam supermasif yang menyebabkan "kemacetan" kosmik ini sangat besar, proses tabrakan antar-lubang hitam ini bisa terjadi secara berulang. Seiring waktu, tabrakan lubang hitam yang terjadi bisa melibatkan sejumlah lubang hitam dengan ukuran atau massa yang lebih besar, dengan perkiraan massa sekitar 3 kali sampai beberapa ratus kali lebih besar dibandingkan massa matahari.