Selasa 30 Apr 2024 22:19 WIB

Human Initiative Jadikan Indonesia Timur Prioritas Program Sebar Qurban

Human Initiative nilai ada ketimpangan konsumsi daging di wilayah Indonesia Timur.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Human Initiative Meluncurkan Program Sebar Qurban 2024 di Desa Oebelo Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (29/4/2024).
Foto: Republika/Rahmat Fajar
Human Initiative Meluncurkan Program Sebar Qurban 2024 di Desa Oebelo Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (29/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TIMOR TENGAH SELATAN -- Human Initiative menjadikan Indonesia Timur sebagai prioritas program Sebar Qurban. Sebab berdasarkan riset yang dilakukan di Indonesia timur terdapat ketimpangan konsumsi daging pada masyarakat setempat.

Vice President of Operation Human Initiative Romi Ardiansyah mengatakan, menjadikan Indonesia timur sebagai prioritas distribusi daging qurban tak lepas juga permintaan dari pekurban. Mereka melihat konsep Sebar Qurban sangat bagus jika didorong pendistribusiannya ke daerah yang mengalami ketimpangan konsumsi daging.

"Iya permintaan mereka (pekurban) memang karena konsep kita sebar kurban kita juga biasanya melihat riset terakhir tentang ketimpangan antara ketersediaan hewan dengan konsumsi daging. Jadi pertimbangan kita itu," ujarnya Romi saat peluncuran Sebar Qurban 2024, di Desa Oebelo Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (29/4/2024).

Romi menjelaskan dari 122 kabupaten/kota yang menjadi lokasi pelaksanaan Sebar Qurban, 24 di antaranya adalah prioritas satu yakni daerah yang mengalami ketimpangan konsumsi daging di masyarakat. Daerah-daerah tersebut di antaranya, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Pulau Seram dan Papua.

Di daerah-daerah tersebut ketersediaan hewan cukup banyak, tapi masyarakat memiliki kemampuan konsumsi daging yang terbatas. Di beberapa daerah di Sumatra Selatan dan Sumatra Utara juga ditemukan ketimpangan konsumsi daging. Selain itu, HI juga menemukan di Pulau Kangean, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Romi mengatakan, HI menargetkan 24 ribu pekurban. Meskipun saat ini masih terdapat 630 pekurban, tapi ia yakin jelang Idul Adha akan banyak pekurban masuk baik individu maupun kelompok. Situasi seperti itu sering terjadi setiap tahunnya.

Romi mengakui tak mudah menjalankan program Sebar Quran. Ada banyak tantangan jika dilihat dari berbagai sisi di antaranya dari sisi donatur. Di sini faktor ekonomi memberikan dampak terhadap pequrban atau donatur.

Situasi tersebut terjadi saat masa pandemi di mana ekonomi masyarakat sedang turun. Karenanya jumlah pequrban tahun lalu mengalami penurunan, yaitu 20 ribu pekurban. Tantangan lainnya adalah menjangkau peternak lokal di mana itu tidak mudah.

"Apalagi baru bisa mendapatkan penyedia menjelang hari-hari kurban. Makanya kami sudah jauh-jauh hari sebelum lebaran sudah MoU dengan 44 mitra agar harga nggak berubah tapi nggak menzalimi peternak," jelasnya.

Selain itu, mengelola pendistribusian dari 24 ribu pekurban merupakan tantangan berikutnya. Memuaskan para pekurban salah satu juga di antara tantangannya. Sebab beberapa pekurban ingin melihat langsung saat prosesi penyembelihan. Oleh karena itu, HI mencoba melakukan live streaming untuk pekurban khusus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement