Selasa 30 Apr 2024 23:44 WIB

Calhaj Tertua di Ponorogo Berusia 109 Tahun, Kemenag Siapkan Pendamping

Kemenag Ponorogo menyiapkan 40 pendamping untuk calon jamaah haji lansia.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Petugas membantu jamaah haji lanjut usia (lansia) dan berkebutuhan khusus.
Foto: Republika/Fuji E Permana
(ILUSTRASI) Petugas membantu jamaah haji lanjut usia (lansia) dan berkebutuhan khusus.

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO — Sebanyak 618 calon jamaah haji (calhaj) di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, dijadwalkan diberangkatkan ke tanah suci pada Mei 2024. Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Ponorogo akan menyiapkan pendamping untuk membantu calhaj lanjut usia (lansia) selama menjalankan ibadah haji di tanah suci.

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kantor Kemenag Kabupaten Ponorogo, Marjuni, mengatakan, pihaknya akan menyiapkan 40 pendamping calhaj lansia. Jumlah pendamping itu, kata dia, disesuaikan dengan calhaj lansia yang akan diberangkatkan ke tanah suci tahun ini. “Penyertaan pendamping ini merupakan permintaan dari para calon jamaah haji usia di atas 65 tahun,” kata dia, Selasa (30/4/2024).

Baca Juga

Menurut Marjuni, salah satu calhaj dari Ponorogo ada yang berusia 109 tahun. Calhaj tersebut bernama Hardjo Mislan, asal Desa Bedingin, Kecamatan Sambit. Menurut dia, calhaj lansia ini dalam kondisi sehat, bahkan rencananya tidak menggunakan kursi roda. Namun, demi kelancaran selama menjalankan ibadah haji, sang anak akan mendampingi.

“Tidak pakai kursi roda, tapi nanti pakai tongkat bantu. Kita doakan agar beliau sehat selalu,” ujar dia.

Calhaj dari Ponorogo yang akan diberangkatkan ke tanah suci pada Mei 2024 akan terbagi dalam dua kelompok terbang (kloter), yakni kloter 19 dan kloter 20 embarkasi Surabaya. Seremoni pemberangkatan para calhaj akan dilakukan di Pendopo Kabupaten Ponorogo.

Para calhaj akan menginap selama satu hari di Asrama Haji Sukolilo, sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci. Para calhaj asal Ponorogo ini dijadwalkan kembali ke tanah air pada 27 Juni 2024. “Tanggal 16 Mei berangkat ke Madinah. Proses ibadah selama di tanah suci kurang lebih 41 hari,” ujar Marjuni.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement