Selasa 30 Apr 2024 23:58 WIB

Sempat Turun, Harga Jual Kedelai Impor di Kudus Kembali Naik

Primkopti Kudus menyebut tidak ada alternatif kedelai, selain yang impor.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Pekerja mengolah kedelai untuk pembuatan tahu.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
(ILUSTRASI) Pekerja mengolah kedelai untuk pembuatan tahu.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS — Harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus berfluktuasi. Sempat turun, harga kedelai impor dilaporkan kembali mengalami kenaikan hingga sekitar Rp 10.850 per kilogram (kg).

Manajer Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma’ruf mengatakan, pada awal April ini harga kedelai impor sempat naik hingga sekitar Rp 10.800 per kg. Kemudian turun sampai sekitar Rp 10.150 per kg. “Akan tetapi, mulai pekan ini naik bertahap hingga menjadi Rp 10.850 per kg,” kata dia, Selasa (30/4/2024).

Baca Juga

Berdasarkan informasi yang diterimanya, Amar mengatakan, kenaikan harga jual kedelai impor itu dipengaruhi, antara lain kenaikan biaya transportasinya. Selain itu, kata dia, nilai tukar mata uang dolar juga sedang naik tinggi, sehingga turut mendongkrak harga jual kedelai impor.

Meskipun harganya mengalami kenaikan, menurut Amar, permintaan kedelai impor masih terbilang stabil, di mana rata-ratanya per hari pelaku usaha yang memproduksi tahu dan tempe membutuhkan sekitar 15 ton. “Pasalnya, tidak ada alternatif kedelai yang bisa dibeli mereka. Sedangkan kedelai lokal saat ini juga belum tersedia,” ujar dia.

Stok kedelai impor yang tersedia di gudang saat ini dilaporkan sekitar 100 ton dan masih bisa ditambah. Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi, dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Minan M, mengatakan, harga jual kedelai impor memang fluktuatif. Namun, kata dia, stoknya masih terbilang aman. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement