Rabu 01 May 2024 05:49 WIB

Cek Tumbuh Kembang dan Daftar Vaksin Anak Lewat Aplikasi PrimaKu

Indonesia di peringkat keenam dengan jumlah bayi yang belum mendapat vaksinasi.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas kesehatan memberikan vaksin polio kepada seorang anak di Taman Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (3/4/2023).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas kesehatan memberikan vaksin polio kepada seorang anak di Taman Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (3/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) bersama PrimaKu mengimbau orang tua untuk memberikan edukasi mengenai vaksin dan tumbuh kembang anak. Kedua perusahaan ingin semua orang tua peduli terhadap vaksin anak, agar mereka tumbuh sehat dan memiliki masa depan cerah.

 

Kolaborasi antara Etana dan PrimaKu sejalan dengan Pekan Imunisasi Sedunia yang dirayakan pada pekan terakhir April 2024. Director of Anti Infectious Business Unit Etana, Indra Lamora mengatakan, pentingnya meningkatkan kesadaran orang tua terhadap vaksin anak.

"Etana, sebagai produsen vaksin lokal, membawa inovasi dalam pengembangan vaksin berkualitas tinggi dan terjangkau yang memenuhi standar regulasi di Indonesia maupun global. Sementara itu, PrimaKu, dengan ekosistemnya telah terbukti menghubungkan orang tua, dokter, dan klinik," ujar Indra dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (1/5/2024).

PrimaKu memberikan konten terpercaya yang diverifikasi oleh dokter anak, untuk meningkatkan pemahaman orang tua tentang vaksinasi anak. Sehingga mereka dapat membuat keputusan yang terbaik untuk kesehatan anak-anaknya ketika sudah waktunya harus diberi vaksin.

CEO PrimaKu M Aditriya Indraputra menyampaikan, pihaknya mempermudah para orang tua untuk memesan vaksin ke klinik partner yang terpercaya dengan harga transparan. Selain itu, PrimaKu selalu memastikan suplai vaksin yang cukup di semua klinik mitra.

"Kami melihat bahwa tidak hanya edukasi vaksinasi, tetapi juga ketersediaan vaksin di fasilitas kesehatan merupakan permasalahan yang perlu ditangani," ucap Aditriya.

 

Berdasarkan data Unicef, Indonesia berada di peringkat keenam sebagai negara dengan jumlah bayi yang belum mendapat vaksinasi atau belum menerima imunisasi lengkap. Seperti banyak negara berkembang lainnya, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mencapai cakupan vaksinasi anak yang optimal.

Di Indonesia, lebih dari 37 persen anak di Indonesia belum mendapatkan vaksinasi. Hal itu disebabkan menurunnya kewaspadaan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi, yang diikuti oleh peningkatan kemunculan kasus luar biasa dari penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin selama 2023.

Laporan terbaru Unicef dalam State of the World Children mengungkapkan secara global, ada 67 juta anak yang tidak diimunisasi selama tiga tahun terakhir. Hal itu merupakan kemunduran terbesar dalam imunisasi rutin anak dalam 30 tahun terakhir.

 

Pandemi Covid-19 juga menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Zero dose children atau jumlah cakupan anak yang tidak mendapatkan vaksinasi sama sekali mencapai 1.135.479 anak pada 2021 dan turun menjadi 566.065 anak pada 2022.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement