REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Gedung Columbia University yang diduduki pengunjuk rasa pada Selasa (30/4/2024) pagi waktu setempat, Hamilton Hall, memiliki sejarah panjang protes mahasiswa. Demonstrasi di kampus top Amerika Serikat (AS) yang berlokasi di Manhattan itu serupa dengan protes-protes sebelumnya.
Sejumlah aktivis mengatakan mereka mempelajari taktik dan strategi protes-protes di masa lalu. Menurut situs kampus gedung yang berdiri sejak 1907 merupakan gedung kelas-kelas mahasiswa sarjana serta departemen bahasa klasik seperti German dan Slavik.
Berikut beberapa peristiwa ketika mahasiswa menduduki Hamilton Hall:
1968
Ratusan mahasiswa menggelar unjuk rasa pada 23 April 1968 untuk memprotes Perang Vietnam dan rencana Columbia University membangun gymnasium dekat Harlem yang menurut aktivis akan berdampak pada segregasi.
Menurut pameran daring yang dikurasi perpustakaan kampus, setelah menggelar aksi di lokasi pembangunan gym dan membongkar pagar para pengunjuk rasa berjalan ke kampus dan membarikade diri mereka di dalam Hamilton Hall. Mencegah dekan keluar dari kantornya.
Pada pagi harinya mahasiswa kulit hitam mengganti nama gedung menjadi Malcom X Liberation College dan meminta mahasiswa kulit putih untuk pergi agar tuntutan mereka didengar. Mahasiswa kulit putih pindah untuk berunjuk rasa di gedung lain.
Setelah satu pekan pihak kampus memanggil polisi. Mahasiswa kulit hitam meninggalkan Hamilton Hall dengan damai dan langsung ke mobil van polisi untuk membawa mereka. Namun mahasiswa di gedung lain melawan petugas sehingga mereka diseret keluar. Banyak mahasiswa yang terluka dan ratusan orang ditahan.
1972
Mahasiswa memblokir pintu-pintu Hamilton Hall dengan furnitur selama satu pekan pada April 1972 dalam protes perang. Polisi membersihkan gedung setelah masuk melalui lorong bawah tanah. New York Times melaporkan tidak ada yang terluka atau ditangkap.
1985
Pada April 1985 sekitar 150 mahasiswa memblokade Hamilton Hall selama hampir tiga minggu. Para mahasiswa menuntut agar universitas mengakhiri investasi tidak langsung di Afrika Selatan karena kebijakan apartheid yang rasialis di negara tersebut.
Para pengunjuk rasa, yang menamai gedung tersebut "Mandela Hall" yang diambil dari nama pemimpin oposisi yang saat itu di penjara dan calon Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, mengakhiri demonstrasi mereka pada hari yang sama ketika hakim memerintahkan para mahasiswa untuk melepaskan rantai dan gembok dari pintu depan aula.
1996
Sekitar 100 mahasiswa menduduki Hamilton Hall selama empat hari untuk menuntut universitas membuka jurusan studi etnis, sementara beberapa mahasiswa juga melakukan mogok makan yang berlangsung selama dua pekan.
Para pengunjuk rasa dan pihak universitas akhirnya mencapai kesepakatan untuk mengakhiri pendudukan tersebut, termasuk janji dari Columbia untuk mempekerjakan lebih banyak anggota fakultas minoritas dan memberikan ruang khusus untuk studi Asia dan Hispanik, menurut artikel Times yang diterbitkan pada saat itu.