Rabu 01 May 2024 17:01 WIB

Menkominfo Pastikan Starlink tak Bakal Rusak Ekosistem PJI Lokal

Starlink telah melakukan uji coba layanan di daerah Karawang, Jawa Barat.

Red: Setyanavidita livicansera
Zambia menjadi negara keenam di Afrika yang meluncurkan layanan internet satelit Starlink dari SpaceX.
Foto: Tangkapan Layar/VOA
Zambia menjadi negara keenam di Afrika yang meluncurkan layanan internet satelit Starlink dari SpaceX.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebutkan, penyedia jasa internet berbasis satelit, Starlink, tidak bakal merusak ekosistem milik Penyelenggara Jasa Internet (PJI) lokal yang sudah terlebih dahulu beroperasi di Indonesia.

Budi mengatakan, nantinya cakupan layanan Starlink akan lebih banyak menjangkau area yang selama ini memiliki tantangan geografis dan tak tersentuh PJI lokal karena teknologinya yang berbasis satelit yaitu satelit Low Earth Orbit (LEO). "Ga usah khawatir, harganya ga beradu lah sama yang dari Indonesia, gak beradu. Dia (Starlink) kan lebih cocok di 3T (tertinggal,terdepan,terluar), kalau di kota enggak. Harganya gak akan kompetitif kalau di perkotaan, dia (Starlink) kalah," kata Budi di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Selasa, (30/4/2024). 

Baca Juga

Maka dari itu, Budi meminta para PJI agar tidak khawatir dan tetap menyediakan layanan untuk masyarakat seperti biasa meski Starlink sudah bisa beroperasi di Indonesia. Adapun status perizinan Starlink saat ini sudah mengantongi memenuhi Uji Laik Operasi (ULO) yang artinya perusahaan milik pebisnis Elon Musk sudah memiliki izin sebagai penyelenggara telekomunikasi di Indonesia.

Budi mengatakan, ke depannya Starlink sudah berencana untuk melakukan uji coba jaringannya di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada pertengahan Mei 2024. Namun secara keseluruhan Budi memastikan Starlink bakal beroperasi sepenuhnya di Indonesia pada 2024.