Rabu 01 May 2024 17:10 WIB

Toyota: Sertifikasi Pekerja untuk Memperoleh Upah Lebih Tinggi

Dengan sertifikat kompetensi, keterampilan pekerja secara definitif diakui.

Pekerja merakit batreai untuk mobil Toyota Yaris Cross di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang, Jawa Barat, Senin (7/8/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja merakit batreai untuk mobil Toyota Yaris Cross di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang, Jawa Barat, Senin (7/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyampaikan, sertifikasi yang dimiliki oleh pekerja menjadikan upah yang diperoleh menjadi lebih tinggi.

Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto di Jakarta, Rabu (1/5/2024), mengatakan, dengan memiliki sertifikat kompetensi bidang yang ditekuni, para pekerja secara definitif diakui keahlian dan keterampilannya. Sehingga hal itu bisa membuka peluang mendapat upah tinggi, serta bisa untuk mengikuti kontestasi keahlian di level internal perusahaan, nasional atau bahkan internasional.

Baca Juga

"Kalau mereka punya sertifikat pasti diakui kan. Sertifikat itu bisa kita bawa keluar. Di samping itu juga kan bisa skill contest, baik di internal, nasional maupun di Asia Pasifik. Itu kan jadi nilai lebih sebenarnya," kata dia.

Ia menyampaikan, untuk mendukung hal tersebut, TMMIN sudah bekerja sama dengan lembaga terkait untuk pemenuhan nilai daya saing karyawan. Selain itu salah satu contoh nyata yang dilakukan oleh TMMIN yakni dengan mengadakan sekolah vokasi selama enam bulan untuk siswa sekolah menengah kejuruan (SMK).

"Jadi kalau kita lihat, yang punya sertifikat itu 95 persen terserap dan diakui yang menerima. Soft skill juga ada, seperti Nahasa Inggris. Itu biasanya dibekali untuk keluar," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam mengatakan produktivitas yang dihasilkan oleh pekerja selaras dengan kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan. Karena kenaikan kesejahteraan tanpa produktivitas, usaha akan bangkrut.

"Tapi sebaliknya, kita juga tak mungkin meningkatkan kinerja, atau performa kita tanpa memikirkan buruh. Jadi memang ini dua-duanya harus saling mengisi," kata Bob Azam.

Menurut dia, momen hari buruh sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Mei bisa menjadi momentum untuk perusahaan di Tanah Air turut berkontribusi meningkatkan keahlian pekerjanya, sehingga bisa berdampak langsung pada produktivitas yang dihasilkan.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement