Kamis 02 May 2024 12:40 WIB

AS, Inggris, dan Uni Eropa Desak UEA Patuhi Sanksi ke Rusia

UEA diminta membagikan detail informasi perdagangan ekspor ke Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Pohon aprikot mekar di depan gedung apartemen yang hancur di Izium, wilayah Kharkiv, Ukraina, Sabtu, 6 April 2024.
Foto: AP Photo/Alex Babenko
Pohon aprikot mekar di depan gedung apartemen yang hancur di Izium, wilayah Kharkiv, Ukraina, Sabtu, 6 April 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Amerika Serikat (AS), Inggris dan Uni Eropa mendesak Uni Emirat Arab (UEA) bersikap tegas pada perusahaan-perusahaan yang menghindari sanksi-sanksi yang dijatuhkan pada Rusia atas perangnya di Ukraina. Pejabat AS, Inggris dan Uni Eropa berkunjung ke negara Arab Teluk itu pekan lalu.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan, kunjungan tersebut bagian dari koordinasi yang lebih luas untuk mencegah barang-barang yang terkena sanksi tiba di Rusia.

Baca Juga

Sumber juga mengatakan dalam serangkaian pertemuan yang terpisah para pejabat meminta UEA membagikan detail informasi perdagangan ekspor ke Rusia dan ekspor barang-barang dwi-fungsi yang dapat digunakan kebutuhan sipil dan tujuan militer. Pada Rabu (1/5/2024) seorang pejabat UEA tidak menyinggung apakah pembicaraan itu dilakukan. Tapi ia mengatakan larangan produk-produk dwi-fungsi tertentu "dianggap penting untuk memitigasi konflik di Ukraina sudah dikeluarkan. Ia menambahkan data awal menunjukkan sejauh ini tidak ada ekspor produk-produk itu pada tahun ini.

Pejabat itu tidak membagikan data awal yang ia sebut. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kunjungan delegasi AS ke UEA bagian dari dialog tren transshipment atau pengiriman barang melalui transit, terutama barang-barang dwi-fungsi yang mendukung industri dasar pertahanan Rusia.