Kamis 02 May 2024 15:28 WIB

Mayoritas Korban Erupsi Gunung Ruang Mengungsi ke Rumah Kerabat di Luar Pulau

Pulau Ruang dikosongkan total, warga akan direlokasi.

Red: Reiny Dwinanda
Seorang warga mengendong anaknya berada di atas geladak  KRI Kakap-811 saat dievakuasi  di Pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (1/5/2024).TNI Angkatan Laut (Danlantamal) VIII mengevakuasi sekitar 330 orang yang terdampak erupsi Gunung Ruang dengan menggunakan KRI Kakap-811 menuju Pelabuhan Bitung karena menyusulnya meningkatnya aktivitas gunung yang berada pada status Level IV Awas.
Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Seorang warga mengendong anaknya berada di atas geladak KRI Kakap-811 saat dievakuasi di Pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (1/5/2024).TNI Angkatan Laut (Danlantamal) VIII mengevakuasi sekitar 330 orang yang terdampak erupsi Gunung Ruang dengan menggunakan KRI Kakap-811 menuju Pelabuhan Bitung karena menyusulnya meningkatnya aktivitas gunung yang berada pada status Level IV Awas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mayoritas korban erupsi Gunung Ruang, Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara dilaporkan mengungsi ke rumah kerabat atau keluarga terdekat yang berada di luar pulau itu. Pernyataan itu diungkapkan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dalam siaran daring Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Erupsi Gunung Ruang bersama jajaran pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipantau di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Olly menjelaskan, pihaknya mencatat dari sejumlah posko pengungsian yang disiapkan hanya dihuni 25 orang warga Pulau Ruang. Sementara jumlah keseluruhan warga yang mengungsi ada sebanyak 600-700 orang warga.

Baca Juga

"Mereka mayoritas mengungsi ke rumah kerabat atau keluarga di Manado, Bitung, Minahasa Utara," kata dia.

Menurut Olly, keamanan dan kenyamanan menjadi salah satu alasan warga memilih mengungsi di rumah kerabatnya. Terlebih, warga juga harus mengungsi dalam waktu yang cukup lama dibandingkan dengan para korban dari wilayah lain karena mereka sama sekali tidak boleh kembali bermukim di Pulau Ruang.