REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengecam keras Israel terkait temuan kuburan massal di Rumah Sakit Nasser dan Al Shifa pekan lalu. Ketua Presidum MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan, pihaknya mengutuk keras pelaku pembunuhan massal tersebut.
“Kami mengutuk keras pelaku pembunuhan massal terhadap ratusan jenazah yang ditemukan di komplek Rumah Sakit Nasser dan Al Shifa,” ujar Sarbini dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (2/5/2024).
Sarbini juga menyerukan pengiriman tim investigasi internasional untuk menyelidiki lebih rinci dan menyeret pelaku ke Mahkamah Internasional sebagaimana yang telah dilakukan terhadap pejabat Serbia yang melakukan genosida di Bosnia.
Setidaknya 310 jenazah telah ditemukan dari kuburan massal di Kompleks Rumah Sakit Nasser setelah tentara Israel mundur dari kota itu pada 7 April usai serangan darat selama empat bulan, menurut badan pertahanan sipil Gaza.
Juru Bicara Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Ravina Shamdasani mengatakan, di antara jenazah yang ditemukan diduga adalah orang-orang lanjut usia, perempuan dan korban terluka, sementara yang lain ditemukan terikat dan pakaiannya dilucuti.
Terkait temuan tersebut, PBB mengatakan adanya kekhawatiran tentang kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan Israel atas warga Gaza.
MER-C sejak 18 Maret 2024 terus mengirimkan bantuan Tim Medis ke Jalur Gaza, Palestina. Terhitung MER-C telah mengirimkan tiga tim ke Gaza, dengan total 24 relawan yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat dan bidan.
Saat ini Tim Medis MER-C bertugas di sejumlah rumah sakit yang masih berfungsi di Rafah, Gaza Selatan, yaitu Rumah Sakit An Najar, Rumah Sakit Al-Helal Al-Emiraty dan Tal Al Sultan Primary Health Care Center.